Ulil bercerita belum sempat hadir saat para mahasiswa menolaknya di sana. Dia diberitahu panitia sebelum acara.
"Saya nggak datang ke acara itu karena saya anggap nggak gunanya hadapi kelompok gitu. Saya nggak datang. Panitia aja yang kasih tahu," papar Ulil saat dihubungi KBR, Rabu (7/5).
Ulil menjelaskan penolakan itu adalah sebuah masalah besar. Sebab kampus sebagai tempat belajar dan intelektual memberikan kebebasan berpendapat untuk berdiskusi.
"Ini masalah serius. berkali-kali terjadi. Tampaknya masalah kebebasan akademik itu nggak penting untuk perguruan tinggi kita," kata dia.
Sebelumnya penolakan dilakukan oleh kelompok mahasiswa UIN yang tergabung dalam Aliansi UIN SGD Bandung Tanpa JIL. Beberapa organisasi mahasiswa yang tergabung di aliansi tersebut antara lain Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Bandung, Lembaga Dakwah Mahasiswa UIN dan sejumlah kelompok mahasiswa Nahdatul Ulama (NU) UIN Sunan Gunung Djati.
Selain itu ada organisasi di luar kampus yang menolak pemikiran Ulil dan JIL, yaitu organisasi Indonesia Tanpa JIL. Selain melakukan aksi mereka juga memasang spanduk penolakan terhadap Ulil sebelum pelaksanaan diskusi. Mereka menolak pemikiran Ulil yang dianggap sesat.
Beberapa spanduk penolakan yang mereka pasang antaralain bertuliskan: Kami menolak pemikiran Ulil dan JIL yang menyatakan Tak Sholat Tak Apa-Apa. Penolakan lain bertuliskan: Tolak JIL yang menyatakan Islam sebagai agama oplosan.