KBR, Jakarta - Pemerintah bakal membekali jemaah haji dan umroh dalam mencegah Sindroma Pernapasan Timur Tengah. Ini menyusul banyaknya korban meninggal akibat virus tersebut.
Sebanyak 261 orang positif terkena dan 93 orang meninggal. Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono mengatakan, pihaknya juga akan mensosialisasikan pencegahan virus ini bagi WNI yang ada di Timur Tengah.
"Kemudian juga pedoman ini sudah disiapkan oleh Kemenkes dan khusus jemaah haji dan umro sedang diproses dan dicetak lebih simpel, sehingga mudah dipahami jika berjunjung ke Arab Saudi. , pemerintah akan melaksaanakan sosialisasi pencegahan," kata Agung.
Sejak April 2012 lalu, Sindroma Pernapasan Timur Tengah atau MERS telah menular di Timur Tengah. MERS-CoV adalah strain terbaru dari virus corona. Gejalah yang ditimbulkan dari virus ini adalah gangguan pernapasan berat sampai ringan dengan kegagalan multi organ.
Masa inkubasi virus ini mulai 2 sampai 15 hari. Penularan virus ini dari hewan ke manusia lantas dilanjutkan ke manusia lainnya.
Tidak ada pembatalan
Sementara itu, Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (HIMPUH) mengklaim tidak ada pembatalan ibadah haji dan umroh akibat wabah Sindroma Pernapasan Timur Tengah (MERS) di Arab Saudi.
Ketua Umum HIMPUH, Baluki Ahmad mengatakan, hingga kini tidak ada jamaah haji dan umroh yang membatalkan ibadahnya karena takut oleh wabah tersebut. Meski begitu pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Agama terkait perkembangan wabah ini.
"Tidak ada pembatalan, tidak ada apa, tidak penurunan jamaah? Tidak, ada tidak ada sama sekali tidak ada pembatalan penerbangan,” ucapa Baluki Ahmad.
Baluki Ahmad menghimbau, masyarakat d tidak ketakutan ketika melakukan ibadah haji dan umroh di Arab Saudi. Kata dia, wabah indroma Pernapasan Timur Tengah (MERS) terjadi bukan di pusat ibadah Madinah dan Makkah.
Editor: Pebriansyah Ariefana