Bagikan:

Hari Buruh: Ada Buruh Dukung Capres, Buruh Lain Tolak Pemilu

KBR68H, Jakarta

NASIONAL

Kamis, 01 Mei 2014 16:47 WIB

Author

Luviana

Hari Buruh: Ada Buruh Dukung Capres, Buruh Lain Tolak Pemilu

buruh, capres, pemilu

KBR68H, Jakarta – Sejumlah organisasi buruh di Jakarta mempunyai berbagai macam agenda yang berbeda untuk buruh. Hal tersebut bisa dilihat dari agenda organisasi-organisasi buruh yang terfragmentasi dalam aksi buruh 1 Mei. Ada buruh yang mendukung Capres, namun organisasi buruh yang lain justru menolak Pemilu.

Beberapa organisasi dan Konfederasi besar di Indonesia antaralain: Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Sekber Buruh, Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI), Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI), Konfederasi Serikat Nasional (KSN) dan Konfederasi Serikat Aliansi Buruh Indonesia (Kasbi) mempunyai agenda yang berbeda-beda.

Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) misalnya memperingati hari buruh dengan mengundang Calon Presiden (Capres) dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto untuk menandatangani kontrak politik. Jika sepakat dan mau menandatangani kontrak politik, maka KSPI akan mendukung Prabowo sebagai Capres. Selain turun ke jalan dan melakukan long march di Bundaran Hotel Indonesia menuju istana, mereka juga melakukan kontrak politik tersebut di Gelora Bung Karno Kamis (1/5) hari ini.

Kelompok buruh lain yaitu Sekber Buruh, hari ini melakukan aksi dengan melakukan long march ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Mereka menyatakan kekecewaannya pada penyelenggaraan Pemilu di Indonesia. Dalam aksi hari buruh Kamis (1/5) Sekber Buruh menyatakan menolak Pemilu dan akan membangun partai alternatif.

“Agenda kita menolak Pemilu dan mengajak masyarakat untuk membangun partai alternatif. Ini merupakan bentuk kekecewaan kita terhadap pemerintah,” ujar juru bicara Sekber Buruh, Suryanta.

Sedangkan KSPSI dan KSBSI baru akan turun melakukan aksi unjukrasa pada Jumat, 2 Mei. Dalam aksi unjukrasa nanti KSPSI dan KSBSI akan menyampaikan petisi kaum pekerja dan buruh, antara lain menolak kebijakan upah buruh murah, hapuskan outsourching, serta pembenahaan BPJS.  Sebelumnya, KSPSI dan KSBSI telah mendeklarasikan mendukung Jokowi sebagai Capres.

Sebelumnya, 3 konfederasi besar buruh di Indonesia yaitu KSPI, KSPSI dan KSBSI pernah berada dalam organisasi Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI). Setahun lalu mereka melakukan aksi bersama di Bundaran Hotel Indonesia menuju istana, namun saat ini sudah tak terdengar lagi aktivitas MPBI. Bahkan dalam aksi buruh hari ini mereka sudah mempunyai agenda yang berbeda.

Organisasi buruh yang lain, Kasbi melakukan aksi long march dari bundaran HI menuju Istana. Dalam aksinya mereka menyerukan 10 tuntutan kepada pemerintah, diantaranya masalah outsourching, jaminan sosial, upah layak nasional, perlindungan terhadap buruh perempuan dan buruh migran, meminta diturunkannya harga kebutuhan pokok.

Selanjutnya organisasi buruh yang lain, GSBI juga melakukan aksi di Bundaran HI bersama seribu buruh dari Tangerang, Banten yang merupakan basis buruh GSBI. Dalam aksinya GSBi menuntut pemerintah harus segera menghapus sejumlah kebijakan dan regulasi yang secara sistematis mempertahankan politik upah murah tetap berlangsung di Indonesia, seperti Keputusan Menteri/ Nomor 231 tahun 2003 dan Inpres Nomor 9 tahun 2013. Kedua regulasi dan kebijakan yang masing-masing tentang Tata Cara Penangguhan Upah Minimum dan Pembatasan Upah Minimum itu memberi ruang bagi pengusaha untuk terus menindas dan merampas  kesejahteraan pekerja.

Organisasi buruh yang lain, KSN memilih melakukan aksi di depan Gedung DPR RI, Senayan. Dalam aksinya mereka menolak upah murah. KSN juga menyatakan tidak akan mendukung Jokowi sebagai Presiden karena dinilai para buruh belum mendapatkan haknya pada masa pemerintahan Jokowi, sehingga KSN menolak mendukung Jokowi dalam Pilpres mendatang.

Manajer advokasi Trade Union Right Center (TURC), LSM yang mendampingi buruh Dina Ardiyanti mengatakan bahwa banyaknya organisasi buruh dengan tuntutan yang beragam ini disebabkan karena banyaknya persoalan buruh di Indonesia. Namun yang juga disayangkan karena organisasi-organisasi buruh ini sulit untuk disatukan.

“Padahal jika kita melihat tuntutan buruh, banyak hal yang bisa disatukan, namun ternyata organisasi buruh ini sulit untuk disatukan. Untuk ke depannya, akan sangat baik jika organisasi-organisasi buruh ini bisa berjuang secara kolektif” 



Editor: Luviana

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending