Bagikan:

Aktivis Desak Komnas HAM Panggil Kivlan Zen

KBR, Jakarta - Puluhan organisasi Hak Asasi Manusia (HAM) yang tergabung dalam Gerakan Melawan Lupa, Rabu (7/4) hari ini mendatangi kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

NASIONAL

Rabu, 07 Mei 2014 15:51 WIB

Aktivis Desak Komnas HAM Panggil Kivlan Zen

komnas, lupa, kivlan

KBR, Jakarta -  Puluhan organisasi Hak Asasi Manusia (HAM) yang tergabung dalam Gerakan Melawan Lupa, Rabu (7/4) hari ini mendatangi kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). 


Salah Satu Anggota Gerakan Melawan Lupa, Poengky Indarti mengatakan kedatangan mereka untuk mendesak Komnas HAM agar segera memanggil bekas petinggi militer Kivlan Zen yang menyatakan mengetahui soal pembunuhan 13 aktivis yang hilang di tahun 1997-1998.

Menurut Poengky Komnas HAM harus berani memanggil bekas anak buah Prabowo tersebut untuk mengungkap pelanggaran HAM masa lalu yang belum tuntas.

"Proses pengungkapan, kasus pelanggaran HAM berat pada 98 memunculkan perkembangan penting, Prabowo yang terlibat kuat dalam penculikan aktivis menyatakan siap untuk diklarifikasi, di sisi lain mantan kepala staf kostrad Kivlan Zein menyatakan dirinya tahu keberadaan 13 aktivis ini," ungkap Poengky Indrati.

Sebelumnya Kivlan Zen menyebut jika penculikan 13 aktivis tersebut disertai dengan pembunuhan. Dia juga menyebut tahu persis tempat pembunuhan 13 aktivis itu. Sebab sampai saat ini keberadaan 13 aktivis itu masih misteri.

Dalam peristiwa penghilangan paksa di tahun 1998 yang melibatkan Prabowo Subianto, masih ada 13 aktivis yang hilang hingga kini. Mereka adalah Wiji Thukul, Petrus Bima Anugrah, Herman Hendrawan, Suyat, Yani Afri, Sonny, Dedi Hamdun, Noval Al Katiri, Ismail, Ucok Siahaan, Hendra Hambali, Yadin Muhidin dan Abdun Nasser.

Gerakan Melawan Lupa merupakan gerakan yang terdiri beberapa organisasi yang bergerak pada isu HAM seperti Kontras, Imparsial, LBH Jakarta, dll.


Editor: Luviana

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending