KBR68H, Jakarta - Pemerintah disarankan agar menaikkan harga solar bersubsidi lebih tinggi ketimbang premium subsidi. Pengamat perminyakan dari ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro mengatakan ini karena penyelewengan bahan bakar jenis solar lebih sering terjadi dibanding dengan premium.
Komaidi menyatakan hal ini terkait rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi jenis premium dan solar. Kenaikan harga premium lebih tinggi dari harga solar.
"Idealnya yang bermasalah kan solar yang sering diselewengkan. Harusnya solar yang disesuaikan dengan harganya daripada premium. Karena kalau premium kan jelas penggunya dari segmen transportasi. Tapi kalau solar itu bisa ke industi, bisa ke transportasi. Kebanyakan yang diselewengkan lari ke industri," ujar dia saat dihubungi KBR68H.
Pengamat minyak dari ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro menambahkan jika opsi kenaikan dua harga BBM itu jadi dilaksanakan, belum cukup untuk menutup defisit anggaran negara. Dia memperkirakan penaikan BBM bersubsidi hanya cukup menghemat Rp 35 triliun.
Kemarin, Kepala Bapennas Armida Salsiah Alisjahbana mengisyaratkan pemerintah bakal menaikkan harga Rp 2 ribu untuk premium dan Rp 1500 untuk solar. Penaikan ini diperkirakan bisa menekan inflasi menjadi 7 persen hingga akhir tahun.
Editor: Antonius Eko
Pemerintah Harusnya Naikan Solar Ketimbang Premium
Pemerintah disarankan agar menaikkan harga solar bersubsidi lebih tinggi ketimbang premium subsidi. Pengamat perminyakan dari ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro mengatakan ini karena penyelewengan bahan bakar jenis solar lebih sering terjadi dibandi

NASIONAL
Selasa, 14 Mei 2013 07:24 WIB


harga bbm, solar, premium, pemerintah
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai