Bagikan:

Jubir Presiden: Toleransi Beragama di Indonesia Membaik

Toleransi beragama di Indonesia dalam belasan tahun terakhir ini membaik. Ini ditegaskan Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah menyoal penolakan sejumlah aktivis di dalam negeri yang menolak keputusan yayasan The Appeal Of Con

NASIONAL

Selasa, 07 Mei 2013 10:17 WIB

Author

Anto Sidharta

Jubir Presiden: Toleransi Beragama di Indonesia Membaik

Toleransi Beragama

KBR68H, Jakarta – Toleransi beragama di Indonesia dalam belasan tahun terakhir ini membaik. Ini ditegaskan Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah menyoal penolakan sejumlah aktivis di dalam negeri yang menolak keputusan yayasan The Appeal Of Conscience dari Amerika Serikat yang memberikan penghargaan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai tokoh pejuang toleransi.

Menurut Teuku Faizasyah, toleransi di Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono jauh lebih baik.

“Kalaupun ada kasus-kasus intoleransi jika kita bandingkan 15 tahun terakhir sekarang ini jauh lebih baik. Kita ingat kasus-kasus kerusuhan di Poso antarkomunitas beragama dan kerusuhan lainnya, kita tidak pernah menemukan kerusuhan serupa terutama di bawah Bapak Presiden SBY,” jelas Teuku Faizasyah.

Apalagi, kata Teuku, yayasan pemberi penghargaan itu sama sekali tidak terkait dengan pemerintah Amerika Serikat. “Mereka adalah organisasi independen yang mempromosikan perdamaian dan HAM secara global,” tambah Teuku.

Terkait penolakan pemberian penghargaan itu oleh sejumlah aktivis di dalam negeri, menurut dia, sah-sah saja. 

“Jadi sah-sah saja apabila ada pihak-pihak yang ingin menyampaikan aspirasi mereka dengan mendatangi kedutaan dan lain-lain. Kita menggarisbawahi dalam hal ini demokrasi di Indonesia sangat memungkinkan penyampaian aspirasi seperti itu,” tegas Teuku Faizasyah.

Ia meyakinkan, tepat atau tidaknya pemberian penghargaan itu pada akhirnya yang menilai adalah mereka yang memberi kehormatan itu.

Sebelumnya, kemarin berbagai lembaga dan perkumpulan masyarakat seperti Kelompok Solidaritas Kebebasan Beragama dan Berkeyaninan (KSKBB) menolak dengan tegas, rencana pemberian penghargaan itu.

Mereka menilai, selama ini presiden Yudhoyono pasif dalam menyelesaikan beragam kasus kekerasan yang dialami kaum minoritas. Misalnya saja dalam penanganan kasus GKI Yasmin, Jemaat Syiah, Ahmadiyah, dan HKBP Filadelfia.

Selain berorasi, mereka juga melayangkan surat protes kepada Kedutaan Besar Amerika Serikat. Mereka mendesak agar Kedubes AS membatalkan pemberian penghargaan itu kepada Presiden SBY.





Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending