Bagikan:

Indonesia Penghasil Insinyur Terendah, Kalah dengan Vietnam

Persatuan Insinyur Indonesia mencatat Indonesia masih kurang menghasilkan insinyur untuk memenuhi kebutuhan pembangunan dalam negeri. Bahkan menurut Pengurus Persatuan Insinyur Indonesia Rudianto Handojo, jumlah insinyur di Indonesia kalah jauh dibanding

NASIONAL

Rabu, 29 Mei 2013 10:35 WIB

Indonesia Penghasil Insinyur Terendah, Kalah dengan Vietnam

insinyur, indonesia, vietnam

KBR68H, Jakarta - Persatuan Insinyur Indonesia mencatat Indonesia masih kurang menghasilkan insinyur untuk memenuhi kebutuhan pembangunan dalam negeri. Bahkan menurut Pengurus Persatuan Insinyur Indonesia Rudianto Handojo, jumlah insinyur di Indonesia kalah jauh dibanding Vietnam.

Dihitung dari jumlah 1 juta penduduk, Indonesia hanya mempunyai 2 ribu insinyur. Sementara Vietnam mempunyai 9 ribu. Akibatnya, perusahaan di Indonesia lebih suka mempekerjakan insinyur dari luar negeri.

"Rendah jumlah insinyur dibanding negara-negara lain. Selain itu penambahannya lebih rendah lagi. Kita penambahannya per tahun, persatu juta itu 164 orang, Malaysia 367, Vietnam bahkan 282 di atas kita. Jadi penambahan kita sedikit, jumlah kita sedikit, alhasil kita makin sedikit. Padahal kita negara besar di Asia dengan prospek yang demikian besar, dan itu akan menjadi pasar bagi insinyur-insinyur lain juga untuk datang ke sini juga," kata Rudianto dalam program Sarapan Pagi KBR68H, Jakarta, Rabu (29/5).

Pengurus Persatuan Insinyur Indonesia Rudianto Handojo menambahkan, kekurangan insinyur di Indonesia akan berdampak buruk terhadap era ekonomi pasar bebas 2015.

Sebelumnya, Menteri Koordinantor Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, Indonesia akan krisis insinyur hingga berakhirnya Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) pada 2025. Pasalnya saat ini mahasiswa di Indonesia lebih senang mengambil jurusan politik.

Editor: Antonius Eko

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending