Bagikan:

IDI: Cegah Malpraktek, Perbaiki Sistem Pelayanan Dokter

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta pemerintah pusat dan daerah memperbaiki sistem pelayanan kesehatan oleh dokter. Berlebihnya beban kerja dokter dalam memeriksa pasien akan menurunkan kualitas pelayanan kesehatan untuk masyarakat.

NASIONAL

Selasa, 21 Mei 2013 09:09 WIB

Author

Anto Sidharta

IDI: Cegah Malpraktek, Perbaiki Sistem Pelayanan Dokter

IDI, Cegah Malpraktek, Sistem Pelayanan Dokter

KBR68H, Jakarta - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta pemerintah pusat dan daerah memperbaiki sistem pelayanan kesehatan oleh dokter. Berlebihnya beban kerja dokter dalam memeriksa pasien akan menurunkan kualitas pelayanan kesehatan untuk masyarakat.

Ini ditegaskan oleh Ketua Ikatan Dokter Indonesia IDI, Zaenal Abidin terkait aksi 80 dokter dari Dokter Indonesia Bersatu, kemarin,  yang meminta perlindungan hukum dalam upaya mengobati pasien. Pasalnya, saat menjalankan tugas dokter rentan digugat pasien atas dugaan malpraktek.

Menurut Zaenal, perbaikan sistem paling mendesak dilakukan untuk perbaikan layanan kesehatan bagi masyarakat.

“Yang paling penting dari semua itu adalah sistem kita harus diperbaiki dengan baik. Saya sering mendapati ketika pasien itu berjubel, maka jangan percaya dokter itu akan memberikan pelayanan yang maksimal kepada pasien,” jelas Zaenal dalam perbincangan Sarapan Pagi KBR68H, Selasa (22/5)

Ia menjelaskan, dalam sehari bekerja selama delapan jam, dokter umum baik di puskesmas atau di rumah sakit idealnya maksimal menangani 30 orang. Namun, kini kadang-kadang sampai 100 pasien sehari.

Selain perbaikan sistem pelayanan kesehatan, Zaenal menegaskan, dokter harus terus memperbaiki kompetensinya agar tidak mudah dituntut masyarakat karena malpraktek.

“Pertama kita memang tetap mengajarkan dokter itu untuk memperbaiki kompetensi baik pengetahuan maupun skill, juga tentang etika mereka. Itu yang lebih penting dibanding yang lain, kalau itu dilaksanakan dengan baik tentu semakin sedikit tuntutan masyarakat,” jelas Zaenal.

Sektor Kesehatan Minim Perhatian

Terkait perbaikan sistem kesehatan di tanah air, menurut Zaenal, selama ini berjalan lamban. Sebab sektor kesehatan di Indonesia memang belum dianggap sebagai sektor yang utama.

“Saya melihat bahwa sektor kesehatan tidak lebih dari politisasi kesehatan, tapi tidak ada dalam implementasi. Misalnya mau pilkada semuanya mengkampanyekan tentang kesehatan, setelah jadi lupa,” keluh Zaenal.

Ia berharap, ke depan sektor kesehatan tidak hanya menjadikan jargon politik belaka. Sehingga, politikus benar-benar memikirkan matang-matang soal program kerja di sektor kesehatan yang menjadi isi kampanye mereka.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending