Bagikan:

Presiden Trump Dituding Lakukan Insider Trading, Apa itu?

Insider trading dalam jangka panjang akan merugikan investor dan menghambat perkembangan pasar modal

NASIONAL

Rabu, 16 Apr 2025 13:17 WIB

Presiden Trump Dituding Lakukan Insider Trading, Apa itu?

Pergerakan bursa saham Amerika Serikat 9 April 2025.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

  • Presiden Amerika Donald Trump dituding memanipulasi pasar setelah mengajak untuk membeli saham di platform media sosial Truth Social.
  • Insider trading merupakan tindakan yang dilakukan pelaku pasar ketika menyalahgunakan informasi yang bersifat terbatas untuk melakukan perdagangan yang tidak sesuai dengan aturan.
  • Pengamat Pasar Modal Nafan Aji menilai, insider trading tak lepas dari dinamika politik dalam negeri AS. 

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

KBR, Jakarta- Keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menunda pemberlakuan tarif resiprokal ke negara mitra dagangnya, kecuali Tiongkok, selama 90 hari ke depan menimbulkan polemik baru. Senator Demokrat AS Adam Schiff menuding Presiden Trump memanipulasi pasar hingga melakukan insider trading (perdagangan orang dalam).

Apa itu insider trading yang menjadi permasalahan di bursa Amerika Serikat?

Menurut Komisi Sekuritas dan Bursa Efek Amerika Serikat (Securities and Exchange Commission), insider trading merupakan tindakan yang dilakukan pelaku pasar ketika menyalahgunakan informasi yang bersifat terbatas untuk melakukan perdagangan yang tidak sesuai dengan aturan.

Di kasus dugaan insider trading (perdagangan orang dalam) di Amerika Serikat, informasi penundaan pemberlakuan tarif impor hanya diketahui oleh kolega Trump, kemudian informasi itu digunakan untuk membeli atau menjual saham tertentu, tujuannya agar mendapat keuntungan pribadi.

Kenapa Trump dituduh memanipulasi pasar?

Tudingan Trump memanipulasi pasar muncul setelah ia menulis “THIS IS A GREAT TIME TO BUY!!! DJT,” (Ini waktu terbaik membeli) di akun media sosial Truth Social, pada Rabu pagi, pukul 9:37 waktu AS. Setelah tulisan itu terbit mayoritas indeks S&P 500 meningkat 9,5 persen.

Salah satu yang menjadi sorotan adalah meningkatnya saham Trump Media and Technology Group Corp hingga 22,7 persen setelah pengumuman penundaan tarif impor. Perusahaan itu lebih dari setengah sahamnya dimiliki keluarga Trump. Kenaikan saham Trump Media membuat aset keluarga Presiden itu bertambah 415 juta dollar AS atau hampir Rp7 triliun.

Tak hanya itu, anggota DPR Amerika Serikat dari Partai Republik, Marjorie Taylor Greene, menjadi salah satu yang asetnya naik. Ia memborong sejumlah saham perusahaan semenjak pengumuman Trump tersebut.

Tangkapan layar tulisan Donlad Trump di Truth Social, Rabu (9/4/25).


Apa dampak insider trading di pasar modal?

Dugaan Presiden Trump melakukan insider trading di pasar modal berpotensi memicu volatilitas harga saham. Pengamat Pasar Modal Nafan Aji mengatakan dampak fluktuasi ini memengaruhi politik domestik serta dinamika politik internasional.

“Hal ini berkaitan dengan dinamika ekonomi dan politik internasional ya, bukan hanya domestik politik ya,” ujar Nafan saat dihubungi KBR, Selasa (15/4/2025).

Mengutip Business Insider, perdagangan orang dalam berdampak pada menurunnya kepercayaan publik karena merusak prinsip keterbukaan pasar modal.

Selain itu, praktik ilegal ini merugikan investor karena tidak memiliki informasi yang sama terhadap data pasar.

Dalam jangka panjang, tindakan insider trading juga akan menghambat perkembangan pasar modal, serta membuat bursa efek sepi dan tidak bergairah.

Bagaimana kondisi lantai bursa pasca penundaan tarif Trump?

Meski ada dugaan manipulasi pasar, penundaan pemberlakuan tarif Trump justru disambut positif oleh pasar. Indeks S&P 500, indeks Dow Jones Industrial Average, Nasdaq Composite mengalami kenaikan.

Nafan Aji mengatakan, per 15 April 2025, bursa AS mengalami technical rebound. Kata dia, investor menyambut baik keputusan Presiden Trump menangguhkan kebijakan tarif resiprokal.

“Ini terkait dengan Trump dynamic. Saat ini sentimen terkait dengan Trump postponed tariff pun memang sangat kuat,” kata Nafan.

Selasa (15/4/2025), indeks Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq terkoreksi tipis 0,11%, 0,23%, dan 0,35% merespons penundaan pemberlakuan tarif impor yang masih berlangsung hingga Juli mendatang.

Senator Demokrat AS Adam Schiff menuding Presiden Trump melakukan insider trading. (Foto: adamschiff.com)


Insider trading, tudingan sentimen Demokrat ke Republik?

Menanggapi situasi perdagangan bursa saham Amerika Serikat, Nafan Aji menilai insider trading tak lepas dari dinamika politik dalam negeri AS. Semenjak pemerintahannya, Presiden Trump kerap membuat kebijakan yang kontroversial. Keputusan Trump memberlakukan tarif impor sempat membuat bursa amerika fluktuatif.

Kenaikan aset keluarga dan kolega Trump seakan menjadi bukti Trump melakukan manipulasi pasar. Namun Nafan menilai, tuduhan yang ditujukan pada Trump bisa juga dilihat sebagai sentimen antara partai Demokrat pada Partai Republik.

“Saya amati Demokrat memang menyerukan adanya dugaan insider trading. Ini politisi Demokrat yang menduduki kursi parlemen, (menurut saya) insider trading hanya ranah politik saja,” ujar Nafan Aji.

Nafan menyebut dinamika pasar saham AS bakal terjadi seiring dengan Trump’s Effect. Itu sebab, kebijakan moneter Bank Sentral, The Fed, juga menentukan langkah-langkah para investor. Saat ini, The Fed mempertahankan suku bunganya pada level 4,25%-4,5% sejak Maret 2025.

“Tentunya investor cenderung mengamati, men-digest terkait dengan sentiment tadi. Para pelaku pasar seharusnya optimis bahwa The Fed pada tahun ini akan menerapkan kebijakan moneter sebanyak 3 kali,” katanya.

Tuduhan insider trading pada Trump susah dibuktikan?

Dosen hukum pada Michigan State University, Kevin Douglas, menyebut dugaan perdagangan orang dalam selalu sulit dibuktikan. Mengutip Time, tidak ada hukum federal AS yang secara jelas melarang jenis transaksi yang memanfaatkan informasi orang dalam itu.

Sementara itu, Dosen Etika Pemerintahan di Washington University, Kathleen Clark, menilai unggahan Trump soal anjuran pembelian saham menjadi hal yang patut diselidiki. Otoritas bursa AS, SEC, perlu mencari tahu apakah Trump tahu akan segera membuat keputusan yang bisa memengaruhi pasar.

Baca Juga:

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending