KBR, Jakarta- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut risiko dan tekanan global memberikan pengaruh negatif kepada perekonomian dan keuangan global. Ia menyebut hal ini mesti waspadai Indonesia baik dalam bentuk harga komoditas, suku bunga maupun dari sisi nilai tukar dan arus modal.
Sri mengklaim pertumbuhan ekonomi RI masih relatif tangguh.
"Pertumbuhan ekonomi kita relatif resilient. Untuk Q1 tadi saya sampaikan Kemenkeu membuat forecast di atas 5 persen, 5,17 persen. Di mana inflasi masih tetap terkendali. Jadi ini adalah sesuatu yang harus kita syukuri, namun harus kita jaga karena situasi berubah cepat," kata Sri pada konferensi pers APBN Kita (26/04/24).
Kata dia hingga maret, kinerja APBN masih sesuai jalur.
Pemerintah mencatat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 mengalami surplus sebesar Rp8,1 triliun hingga Maret 2024.
Baca juga:
- Kemenkeu Antisipasi Dampak Buruk Konflik Iran-Israel ke Rupiah
- Eskalasi Serangan Iran dan Israel, Kemenlu Terus Pantau Situasi WNI
"APBN sama seperti pada tahun-tahun sebelumnya, terus menjadi shock absorber di mana APBN diandalkan untuk melindungi masyarakat menjaga stabilitas dan kinerja ekonomi. Namun pada saat yang sama APBN harus terus dijaga sustainability dan kesehatannya," pungkasnya.
Editor: Rony Sitanggang