Bagikan:

Tiap 6 Jam, Satu Buruh Tewas Akibat Kecelakaan Kerja

“Buruh pergi bekerja untuk menjual tenaga demi penghidupan. Kami tidak mengantar nyawa,”

BERITA | NASIONAL

Kamis, 28 Apr 2016 21:20 WIB

Author

Sasmito

Tiap 6 Jam, Satu Buruh Tewas Akibat Kecelakaan Kerja

Buruh yang tergabung dalam Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI) melakukan aksi memperingati para buruh yang menjadi korban kecelakaan kerja atau International Workers' Memorial Day di Jakarta,

KBR, Jakarta- Komite Persiapan Konfederasi Pekerja Buruh Indonesia (KP KPBI) meminta pemerintah menegakkan hukum akibat kecelakaan kerja. Salah satu pimpinan kolektif KPBI, Khamid Istakhori mengatakan, berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan rata-rata 1 buruh meregang nyawa setiap 6 jam.

Tahun lalu, terjadi 2.300 lebih kecelakaan dari total 105 ribu kasus lebih. Data ini belum mencakup pekerja informal dan pekerja formal yang tidak tercatat pada BPJS Ketenagakerjaan.

“Buruh pergi bekerja untuk menjual tenaga demi penghidupan. Kami tidak mengantar nyawa,” ujar Khamid Istakhori dalam siaran persnya yang diterima redaksi KBR, Kamis (28/04).

Sementara itu, Kementrian Ketenagakerjaan mencatat kenaikan kecelakaan kerja meningkat hingga 5% setiap tahunnya. Sebagian besar laju peningkatan itu berasal dari angka kecelakaan kerja berat.

Lebih jauh dia menjelaskan, sektor konstruksi dan manufaktur masih merupakan penyumbang terbesar kecelakaan kerja di Indonesia. Dua sektor industri tersebut menyumbang 31,9 % dan 31,6 % dari total kecelakaan kerja di Indonesia. Angka ini disusul dengan angka 9,3 % dari sektor Transportasi.

KPBI juga menilai ada potensi besar kematian akibat kerja yang dihasilkan dari masih digunakannya bahan Asbestos di Indonesia. Padahal asbestos sendiri sudah dilarang oleh sebagian negara di dunia karena terbukti menjadi penyebab kanker.


“Korea Selatan, pada tahun 2009 dan Singapura pada tahun 1989 sudah melarang total asbes. Tempat kerja bukan kuburan,” imbuhnya.


Editor: Rony Sitanggang 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending