Bagikan:

Suap Reklamasi, Sekda: Kita Tidak Pernah Sepakat dengan Dewan

"Kita dari awal soal kontribusi ini tidak pernah sepakat dengan dewan."

BERITA | NASIONAL

Rabu, 27 Apr 2016 18:27 WIB

Suap Reklamasi, Sekda: Kita Tidak Pernah Sepakat dengan Dewan

Ilustrasi: Aktivitas proyek reklamasi Teluk Jakarta di salah satu pulau (Foto: Antara)

KBR, Jakarta- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengklaim tidak pernah sepakat soal besaran kontribusi tambahan dalam Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) reklamasi Teluk Jakarta dengan DPRD. Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengatakan negosiasi pembahasan raperda berlangsung alot.

"Kita dari awal soal kontribusi ini tidak pernah sepakat dengan dewan. Akhirnya kita pernah sampai sepakat bahwa mengenai kontribusi tambahan ini akan diatur melalui Pergub (Peraturan Gubernur). Kita sudah laporkan kepada Pak Gubernur, Gubernur tadinya tidak setuju kalau itu diatur di Pergub tapi karena ini alot akhirnya beliau sempat setuju," kata Saefullah di Gedung KPK Jakarta, Rabu (27/04/2016).

Pemprov meminta kontribusi tambahan bagi pengembang sebesar 15 persen, sedangkan DPRD menghendaki hanya 5 persen. Kata dia, besaran kontribusi itu akan diatur dalam Peraturan Gubernur (Pergub).

Hari ini, KPK memeriksa sekda DKI Jakarta tersebut sebagai saksi untuk tersangka Mohamad Sanusi. Dia diperiksa selama 8 jam dan dicecar 16 pertanyaan oleh penyidik. Alotnya pembahasan raperda bukan tanpa alasan. KPK menemukan adanya dugaan suap dalam pembahasan raperda.

KPK telah menetapkan tiga tersangka dalam kasus suap raperda. Tiga tersangka itu adalah Anggota Badan Legislasi DPRD M Sanusi, Presiden Direktur Agung Podomoro Land (APL) Ariesman Widjaja, dan karyawan APL Trinanda Prihantoro. Sanusi disangka menerima uang sebesar 2 miliar rupiah untuk memengaruhi besaran kontribusi bagi pengembang.

Agung Podomoro melalui anak perusahaanya PT Muara Wisesa Samudra mendapat jatah reklamasi pulau G di pantai Jakarta.

Editor: Dimas Rizky

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending