Bagikan:

Diusir, Korban 65/66: Kami Tidak Takut, Kami Tidak Bersalah

Tadi malam korban 65/66 menginap di LBH Jakarta. Semua serba darurat.

BERITA | NASIONAL

Jumat, 15 Apr 2016 10:10 WIB

Author

Ria Apriyani

Diusir,  Korban 65/66: Kami Tidak Takut, Kami Tidak Bersalah

Korban 65/66 menginap di LBH Jakarta dengan kondisi seadanya, Kamis (14/4). Foto: KBR/Ria Apriyani

KBR, Jakarta - Diusir dari tempat mereka menyelenggarakan pertemuan, korban 65-66 dari penjuru Indonesia, Kamis malam (14/4) mengungsi ke kantor LBH Jakarta. Para sepuh melepas lelah di atas karpet. Semua serba darurat. Kipas angin dan beberapa kasur berhasil dipinjam dadakan. Tak ada yang menyangka pengusiran betul terjadi.

Meski begitu, salah satu korban 65 dari Sumatera Barat bernama Nadiani mengaku tidak takut. Ia hanya kecewa. Pertemuan yang sekaligus ajang reuni dengan sesama korban terpaksa harus bubar. Namun diusir, baginya bukan kali pertama. 

"Tadi itu tidak seberapa. Apa yang saya takutkan? Untuk apa saya takut? Saya tidak bersalah. Kalau saya bersalah, tentu saya takut. Waktu tahun 65 saya mengajar di sekolah, menjadi pendidik, menjadi PNS,"ujar dia kepada KBR, Kamis(14/3/2016).

Dia melihat pembubaran kegiatan tersebut sebagai bentuk kegagalan aparat dalam memberikan jaminan keamanan bagi masyarakat. Ia kecewa aparat kalah pada kelompok intoleran.

"Seolah-olah negara kita ini bukan negara hukum. Kita tidak bisa berdebat secara hukum. Seolah-olah hukum rimba yang ada tadi itu. Mana hukum itu? Mana Pancasilanya? Mana Undang-Undang Dasarnya? Enggak ada kebenaran kan? Mana demokrasinya? Mana musyawarahnya?"ujarnya.

Nadiani bertekad bertahan di Jakarta hingga simposium digelar pekan depan. Ia menuntut namanya dibersihkan. Usianya menginjak 75 tahun ini. 50 tahun sudah dia dituduh PKI. Bahkan hingga kini, cap itu masih ditempelkan oleh tetangganya di Sumatera Barat. 

Sebelum keberangkatannya ke Jakarta, Nadiani mengaku mendapati selebaran berisi peringatan dari kelompok intoleran yang meminta masyarakat hati-hati pada kebangkitan komunisme di Indonesia. Dalam selebaran sebanyak 4 halaman tersebut, foto Nadiani tampak jelas di halaman depan. Lengkap dengan judul "Komunis" di atasnya. 

Malam tadi, Nadiani dan para korban lain harus puas dengan fasilitas darurat yang berhasil dikumpulkan LBH Jakarta. Sebagian dipindahkan menginap di Kalibata, Beberapa berpencar menginap di rumah saudara. Lima orang sudah mengeluh sakit. 

Hari ini rencananya para korban 65/66 akan menuju Komnas HAM untuk mengadukan peristiwa pengusiran yang menimpa mereka. 

Editor: Malika

 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending