KBR, Jakarta - Kementerian Kesehatan akan memasukkan pengetahun pola makan yang baik dalam pelajaran-pelajaran kesehatan di tahun ajaran baru nanti. Direktur Bina Kesehatan Anak Kementerian Kesehatan, Elizabeth Jane Soepardi mengatakan, pola makan masyarakat Indonesia kebanyakan memicu tingginya angka bayi prematur. Hal itu diperparah dengan tingginya angka pernikahan di bawah umur.
"Jumlah paling tinggi bayi prematur ada di Papua. Karena di sana tingkat pernikahan di bawah umur sangat tinggi. 50 persen dari jumlah nasional. Intervensi kami adalah akan memasukkan pengetahuan soal pola makan dalam tahun ajaran baru nanti," kata Elizabeth Jane Soepardi kepada KBR, Kamis (30/4/2015).
Direktur Bina Kesehatan Anak Kementerian Kesehatan, Elizabeth Jane Soepardi menambahkan, masyarakat Indonesia masih kurang mengkonsumsi buah dan sayur. Tingkat konsumsi buah dan sayur, kata dia, makin anjlok dalam 10 tahun terkahir. Hal tersebut menambah resiko kelahiran bayi prematur. Saat ini Indonesia menempati peringkat lima dalam jumlah bayi prematur.
Editor: Quinawaty Pasaribu
Tekan Jumlah Bayi Prematur, Ini Langkah Kemenkes
"Jumlah paling tinggi bayi prematur ada di Papua. Karena di sana tingkat pernikahan di bawah umur sangat tinggi. 50 persen dari jumlah nasional."

Petugas melakukan perawatan bayi kembar siam pasangan ER dan RM di ruang NICU IGD RSUD dr Soetomo, Surabaya, Jatim, Kamis (2/4). ANTARA FOTO
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai