Survei Setara Institute menyebutkan 1 dari 12 siswa setuju Pancasila harus diganti. Setara juga menemukan 1 dari 14 siswa setuju gerakan ISIS. Survei ini dilakukan di 171 SMA di Jakarta dan Bandung. Survei yang berlangsung pertengahan Maret ini mengambil 114 sampel dengan tingkat kesalahan 4,7 persen.
Menangani hasil surbei itu, Henny Supolo, Ketua Yayasan Cahaya Guru. yang fokus pada keragaman di sekolah, menyebut pemerintah harus bersikap serius. Pasalnya, Pancasila adalah bagian dari sejarah Indonesia. Berikut wawancara jurnalis KBR Rio Tuasikal dengen Henny Supolo.
Survei Setara Institute mengenai 1 dari 12 orang siswa di Jakarta dan Bandung setuju Pancasila diganti. Intervensi macam apa yang perlu dilakukan pemerintah ke sekolah-sekolah negeri?
Saya kira memastikan bahwa semua baik kepala sekolah maupun guru-guru paham betul sejarah dari sejarah bangsa ini. Karena kalau mereka paham sejarah bangsa ini mereka tahu bahwa itu bagian dari hal yang tidak bisa ditawar.
Untuk bisa memahami itu maka pendekatannya memang tidak bisa hanya sekadar menghafal tapi membuat anak-anak ini berpikir dan menempatkan dirinya sebagai salah satu dari anak bangsa ini.
Pancasila adalah bagian dari dasar negara kita. Apa yang bisa dilakukan dengan temuan saya kira ini harus disikapi dengan serius. Perlu dilihat kembali materi-materi yang melihat sejarah bangsa.
Selama ini Anda menilai pelajaran Pancasila seperti turun dari “surga” kurang relevan atau bagaimana?
Istilah Anda bagus sekali turun dari surga. Saya punya banyak sekali teman-teman guru yang bisa mengajarkan sejarah dengan sangat bagus tetapi di sisi lain juga tentu ada guru-guru lain yang lebih senang untuk anak-anak menghafal.
Kalau Anda menilai mengenai materi dan konten sejarah dan pendidikan Pancasila di sekolah ada yang bermasalah atau sudah lengkap?
Sebetulnya apa pun materi dari bahan ajar yang dimiliki apa pun kurikulumnya yang akan menentukan adalah guru dan kepala sekolah. Bagaimana mereka kemudian bisa mengolah materi tersebut kemudian mengembangkan apa yang harus dikembangkan pada para siswa. Jadi dalam hal ini rasa kebangsaannya.
Kalau dari pengalaman Anda bagaimana cara mengemas pendidikan Pancasila ini?
Tentu frame materi harus ada, penguasaan materi harus dimiliki oleh para guru. Tapi yang lebih penting juga adalah kalau kita sungguh-sungguh membuat anak merasa nyaman dan proses belajarnya lebih berharga ya keterlibatan anak harus lebih besar.
Pemahaman siswa itu apa, apa yang kamu tahu tentang kebangsaan, apa yang kamu rasakan tentang kebangsaan. Ungkapan itu terasa rasa kebangsaan ikut naik, kapan terusik, mengapa. Belajar dari situ saja sehingga semua yang dibicarakan relevan dengan kehidupannya.
Apa yang akan terjadi bila anak mengatakan bahwa kekerasan itu tidak apa-apa itu hal yang harus kita gali dari mereka sendiri. Dari jawaban itu kemudian kita melihat garis besar yang sebetulnya materi yang harus mereka pelajari. Karena mengubah kesadaran itu sangat berbeda dari sekadar memberi pengetahuan.
Dari temuan Setara itu sangat serius dan untuk itu maka kita semua harus mempertanyakan kembali apa yang kita berikan dan seberapa jauh yang kita berikan itu relevan dengan kehidupan anak-anak kita dan masa depan mereka.
Editor: Antonius Eko