KBR, Jakarta - Pemerintah Indonesia fokus meningkatkan ekspor produk manufaktur ke pasar Afrika. Menteri Perdagangan Rahmat Gobel mengatakan, produk manufaktur perlu didorong guna mengurangi ketergantungan pada ekspor migas. Kata dia, pasar di seluruh Afrika memiliki potensi besar, sekalipun di daerah konflik
"Tentu semua ada peluang, walaupun daerah itu lagi bergejolak, pasti ada cara. Sektor manufaktur mau kita dorong, jadi yang tadinya mengandalkan ekspor migas, sekarang kita coba mendorong produk nonmigasnya. Itu produk-produk manufaktur harus kita dorong. Yang tadinya produk mentah bagaimana jadi produk manufaktur, itu yang kita angkat," kata Rahmat Gobel di sela Konferensi Asia Afrika di JCC Senayan, Selasa (21/4/2015).
Kemarin, Menteri Luar Negeri Indonesia dan Afrika Selatan menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerjasama bilateral di Konferensi Asia Afrika. Kedua negara salah satunya bersepakat untuk melanjutkan kerjasama perdagangan yang nilainya tahun lalu mencapai 1,87 triliun dolar Amerika. Selain itu, kedua negara juga akan memulai kerjasama di sektor maritim dan Blue Economy.
Editor: Quinawaty Pasaribu
Bidik Pasar Afrika, Indonesia Fokus Sektor Manufaktur
Produk manufaktur perlu didorong guna mengurangi ketergantungan pada ekspor migas. Pasar di seluruh Afrika memiliki potensi besar, sekalipun di daerah konflik.

Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil (kedua kiri) bersama Menteri Perdagangan Rahmat Gobel (kedua kanan), Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir (kiri) dan Senior Director and Head of Asia Pasi
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai