KBR68H, Jakarta- Perhimpunan pengusaha penjual minyak dan gas (Hiswana Migas) mengimbau pemerintah segera memberlakukan kebijakan penggunaan bahan bakar gas. Para pengusaha mengusulkan hal ini akibat program pemasangan alat pemantau konsumsi bahan bakar minyak, radio frequency identification (RFID) mandek.(baca : Pemasangan RFID Belum Rampung)
Wakil Sekretaris Hiswana Migas Syarif Hidayat mengatakan masyarakat bisa menghemat uang jika mau menggunakan bahan bakar gas. Namun syarief mengatakan penyediaan sarana pengisian gas belum bisa dilakukan dengan maksimal, karena jaringan pipa gas yang melintasi SPBU terbatas.
“Harga premium dinaikkan masyarakat tidak akan terbebani, karena disediakan ada alternative bahan bakar gas yang lebih murah. Sampai sekarang juga pemerintah belum menentukan bahan bakar gas mau dijual harga berapa, pemerintah belum menentukan. Katakanlah dijual diharga 4500, premium dinaikkan dari Rp 6500 katakanlah ke Rp 8000. Sehingga masyarakat diberi pilihan,silahkan anda menggunakan premium, tapi ada bahan bakar alternative,” kata Syarif dalam Program Sarapan Pagi
Pemerintah mulai memasang RFID pada kendaraan roda empat sejak tahun lalu. Pemerintah menargetkan pemasangan untuk lebih dari 4 juta mobil di Jakarta. Namun hingga saat akhir Maret baru sekitar 200 ratus ribuan mobil yang terpasang. Hal ini lantaran masyarakat belum paham soal program Sosialisasi Sistem Monitoring dan Pengendalian BBM.
Editor : Sutami