KBR68H, Jakarta - Badan Sertifikasi Nasional (BSN) menyatakan, produsen mainan anak dalam kategori industri kecil masih sulit mendapatkan sertifikasi standar nasional Indonesia. Penyebabnya karena besarnya biaya sertifikasi yang bisa mencapai belasan juta untuk tiap produk mainan anak.
Kepala Pusat Sistem Penerapan Standar, Badan Standar nasional Zakiyah menghimbau agar pemerintah dapat memberikan insentif kepada industri kecil tersebut.Zakiyah mengaku insentif yang sudah tersedia saat ini belum mencukupi bagi para pelaku industri untuk melakukan sertifikasi.
“Untuk industri kecil itu harunnya ditangani dibantu oleh pemerintah untuk biaya sertifikasi. (Sampai saat ini sudah ada bantuan?),kalau saya kan kebetulan di BSN, kebetulan ada dana insentif UMKM. Itu bisa membantu tapi tidak banyak karena budget kita terbatas. Adalagi Kementerian UMKM, itu juga punya dana yang cukup,” kata Zakiyah kepada KBR68H
Hingga saat ini sekitar 60 perusahaan yang masuk dalam kategori industri menengah telah melakukan sertikfikasi.
Mulai akhir April, pemerintah mewajibkan produk mainan anak memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Sementara mainan anak tidak bisa masuk ke pasar modern untuk dijual bila tidak ber-SNI . Tujuannya, melindungi anak-anak dari masalah keamanan, kesehatan dan keselamatan
Editor: Antonius Eko