KBR68H, Jakarta - Asosiasi Pengembang Perumahan Seluruh Indonesia (Apersi) memperkirakan masyarakat menengah ke bawah akan semakin sulit mendapatkan rumah murah, jika akuisisi Bank Tabungan Negara oleh Bank Mandiri jadi dilakukan. Ketua Umum Apersi Eddy Ganefo mengatakan, akuisisi akan membuat BTN tidak fokus menangani pembiayaan rumah murah bagi masyarakat kelas bawah. Padahal selama ini hanya BTN yang dapat mengurusi pembiayan rumah murah tersebut.(Baca: Dahlan Iskan: Penggabungan BTN-Mandiri Mendukung Program Perumahan)
"Setelah beberapa bank pemerintah dan bank yang besar juga ikut pembiayaan rumah murah, tapi kinerja mereka hanya di bawah 5% bahkan di bawah 1% yang bisa berhasil. Sementara BTN dapat dengan baik melaksanakan pembiayaan tersebut. Apabila diakuisisi kita khawatir bank ini tidak lagi fokus rumah menengah bawah tapi mengambil segmen rumah menengah atas," kata Eddy dalam Program Sarapan Pagi.
Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan Seluruh Indonesia (Apersi) Eddy Ganefo menambahkan, jumlah keluarga yang belum memiliki rumah dari tahun ketahun terus meningkat. Tahun ini diperkirakan ada 15 jutaan keluarga yang tidak punya rumah.
Menteri Badan Usaha Milik Negara, BUMN Dahlan Iskan menargetkan proses akuisisi yang dilakukan Bank Mandiri kepada Bank Tabungan Negara akan selesai dalam tiga bulan. Dalam pelaksanaannya Kementerian BUMN akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BTN. Tujuannya untuk melepaskan saham pemerintah sebesar 60,14 persen. Menteri Dahlan menyebut akusisi diperlukan agar kedua bank tersebut bisa bersaing dengan bank-bank asing yang bakal banyak masuk mulai tahun depan.
Editor: Sutami