KBR68H, Jakarta - Bank Dunia menyatakan sekitar 70 juta warga Indonesia tidak memiliki akses terhadap listrik. Kepala Ekonomi Bank Dunia untuk Asia Timur dan Wilayah Pasific, Bret Hoffman mengatakan, ketimpangan itu terjadi karena pertumbuhan infrastruktur di Indonesia rendah. Saat ini pertumbuhan investasi infrastruktur di negara berkembang di Asia Timur seperti Indonesia hanya berkisar 2,5 persen per tahun. Padahal idealnya pertumbuhan investasi infrastrutur harus lima persen setiap tahunnya.
"Berada di Jakarta saya tidak akan menekankan bahwa pertumbuhan membutuhkan infrastruktur. Jelas inveastasi infrastruktur kebutuhannya sangat dibutuhkan secara menyeluruh. Infrastruktur kebutuhannya harus menciptakan pertumbuhan lima persen atau lebih tinggi per tahun. Sekarang hanya 1,8 hingga dua trilliun per tahun. Jadi hanya setengah dari yang dibutuhkan yang terdanai," ujar Bret di Jakarta, Selasa (29/4).
Kepala Ekonomi Bank Dunia untuk Asia Timur dan Wilayah Pasific, Bret Hoffman menambahkan, sulitnya akses listrik tidak hanya dirasakan masyarakat Indonesia. Ia mengatakan sekitar 1,2 milliar penduduk dunia di berbagai negara juga tidak menikmati listrik.
Selain listrik, sekitar 900 juta penduduk lainnya tidak memiliki akses terhadap air bersih. Oleh karena itu Bret meminta Pemerintah Indonesia untuk mengentaskan kesulitan masyarakat dengan penyediaan akses untuk memperoleh listrik dan juga air bersih. Hal itu akan bisa dipenuhi pemerintah dengan memacu pertumbuhan investasi infrastruktur di dalam negeri.
Editor: Sutami