KBR68H, Jakarta - Asosiasi Industri Kakao Indonesia AIKI menyatakan industri pengolahan kakao masih membutuhkan campuran kakao impor. Ini dilakukan untuk meningkatkan daya saing kakao olahan dalam negeri dengan produk impor asal Malaysia dan Singapura. Direktur Ekskutif AIKI Sindra Wijaya mengatakan, tengah menjalin komunikasi aktif dengan pemerintah untuk menghapus bea masuk lima persen untuk impor kakao mentah dari Afrika. (Baca: Industri Minta Mendag Hapus Bea Masuk Kakao)
"Tujuannya adalah untuk dilakukan blending antara Kakao Indonesia dengan kakao Afrika. Karena memang kedua jenis kakao dari dua negara ini berbeda. Kalau kakao dari Indonesia itu cita rasanya fruti. Sedangkan kalau Kakao dari Afrika citarasanya Milky. Untuk emmproduksi premium cocopowder itu mutlak harus dilakukan blending antara dua jenis kakao yang berbeda ini. Sementara ini permintaan premium cocopowder itu semakin banyak. Indonesia setiap tahun itu masih impor dari Malaysia dan Singapura 10 ribu ton per tahun," kata Wijaya saat dihubungi KBR68H, Minggu (20/04).
Direktur Ekskutif AIKI Sindra Wijaya menambahkan, untuk menghasilkan coklat bubuk premium industri membutuhkan 20 sampai 30 persen kakao Afrika. Sedangkan sisanya sekira 70 sampai 80 persen berasal dari kakao lokal. AIKI mencatat nilai ekspor antara biji kakao dan kakao olahan Indonesia lebih dari 1 miliar dollar AS per tahun.
Sebelumnya, Pemerintah berencana menghapus bea masuk importasi biji kakao. Importasi kakao selama ini dikenakan bea masuk 5 persen.
Editor: Rumondang Nainggolan
AIKI : Industri Kakao Butuhkan Kakao Impor
KBR68H, Jakarta - Asosiasi Industri Kakao Indonesia AIKI menyatakan industri pengolahan kakao masih membutuhkan campuran kakao impor.

NASIONAL
Minggu, 20 Apr 2014 14:26 WIB


AIKI, Kakao, Impor
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai