KBR68H, Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai penerapan kebijakan dua harga BBM premium tidak akan efektif menjaga kuota BBM bersubsidi.
Anggota Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan, seharusnya pemerintah menaikkan harga dalam satu harga. Sementara penghematan APBN yang didapatkan dari berkurangnya subsidi bisa dipergunakan untuk perbaikan fasilitas transportasi umum.
"Menaikkan harga itu lebih efektif ketimbang harus bermanuver dengan dua harga yang jauh dari efisien untuk diterapkan. (Pertamina bilang nanti akan ada SPBU khusus) lagi-lagi ini nanti akan menyulitkan konsumen untuk memilih SPBU. Apalagi SPBU yang satu dengan yang lain jauh-jauh, apalagi kalau itu di luar Jabodetabek, kita membeli bensin harus berkilo-kilo jaraknya, sangat mengganggu aktivitas," jelas Tulus dalam perbincangan Sarapan Pagi KBR68H.
Sebelumnya, Pemerintah berencana menerapkan dua harga BBM jenis premium pada Mei mendatang. Harga bensin subsidi untuk pengguna mobil mencapai Rp 6.500 atau Rp 7000 per-liter. Sementara harga premium untuk angkutan kota dan sepeda motor tetap Rp 4.500. Langkah ini dilakukan untuk menjaga kuota BBM bersubsidi tahun ini.
YLKI: Pemerintah Harus Terapkan Satu Harga BBM Premium
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai penerapan kebijakan dua harga BBM premium tidak akan efektif menjaga kuota BBM bersubsidi.

NASIONAL
Jumat, 26 Apr 2013 13:11 WIB


bbm, harga, ylki
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai