KBR68H, Jakarta - Pemerintah masih ragu-ragu menaikan harga BBM. Hal ini terjadi karena ada kepentingan politik untuk menjaga citra, sementara di sisi lain pemerintah perlu mengamankan APBN yang akan meningkat difisitnya jika BBM tak segera dinaikan.
Pengamat Energi Marwan Batubara mengatakan, sikap pemerintah tak tegas ini membuat situasi masyarakat makin sulit. Menurutnya, harusnya kebijakan ini sudah diambil dua tahun lalu dan dibarengi dengan langkah nyata memperbaiki pembangunan.
“Jadi ini wacananya kelamaan, ini sudah keterlaluan Pak SBY ini. Makanya tadi saya bilang, dia menaikan diimbangi dengan program untuk membangun apakah itu konversi, pengembangan EBT, transportasi massal itu dulu dinaikkan tapi dengan program yang nyata. Bukan membeli suara rakyat dengan bilang banyak orang miskin, kasihan orang miskin, kemudian bilang nanti perlu untuk membuat supaya kemiskinan itu tidak akan terasa,” kata Marwan.
Dia mengusulkan, pemerintah bisa mengalokasikan subsidi yang tadinya untuk BBM dialihkan untuk subsidi pengembangan energi baru terbarukan. Kemudian di kota pemerintah bisa membangun transportasi massal.
Tarik Ulur Kenaikan BBM, Antara Menjaga Citra atau Mengamankan APBN
Pemerintah masih ragu-ragu menaikan harga BBM. Hal ini terjadi karena ada kepentingan politik untuk menjaga citra, sementara di sisi lain pemerintah perlu mengamankan APBN yang akan meningkat difisitnya jika BBM tak segera dinaikan.

NASIONAL
Selasa, 30 Apr 2013 11:30 WIB


bbm subsidi, spbu, langka
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai