KBR68H, Jakarta - Aparat kepolisian menduga kasus kerusuhan di Kota Palopo, Sulawesi Selatan sudah direncanakan sebelumnya.
Juru bicara Markas Besar Kepolisian Boy Rafli Amar mengatakan polisi menemukan sejumlah barang bukti berupa botol berisi bensin yang dibawa sebelum kerusuhan terjadi.
Boy Rafli Amar mengatakan, barang bukti itu digunakan untuk membakar sejumlah bangunan vital milik pemerintah setempat.
"Kita juga belum tahu, belum ada fakta apakah kasus ini didanai pihak lain. Jika ada fakta ke arah situ nanti akan didalami lagi. Tapi, tentu semua berpulang kepada hasil pemeriksaan para saksi apakah ini dilakukan secara spontan, atau ini direncanakan. Tapi indikasinya (terencana), tentu dengan bukti (bensin) tersebut," kata Boy Rafli Amar di Mabes Polri.
Juru bicara Kepolisian Indonesia, Boy Rafli Amar menambahkan, kepolisian masih memburu pelaku pembakaran gedung.
Dari pemeriksaan empat tersangka sebelumnya, Polisi menambah tersangka menjadi lima orang dalam amuk massa di Palopo akhir pekan lalu. Saat itu, ratusan orang pendukung calon Walikota Palopo, Haidir Basir dan Thamrin Jufri mengamuk dan membakar sejumlah gedung dan fasilitas publik setempat. Kerusuhan meletus setelah calon yang mereka dukung kalah dalam pilkada. Dalam kasus itu, polisi mengenali identitas aktor pembakaran berasal dari luar daerah.
Komisi Pemilihan Umum KPU Palopo menetapkan pasangan Judas Amir-Ahmad Syarifuddin sebagai pemenang pemilihan walikota.