KBR68H, Jakarta - Pemerintah diminta menghentikan impor beras dari negara-negara yang diduga memiliki beras dengan kandungan timbal di atas ambang batas aman. Sebelumnya, kalangan peneliti di Amerika Serikat menemukan beras mengandung kadar timbal tinggi dari sejumlah negara, seperti Taiwan dan Cina.
Pengurus Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Husna Zahir mengatakan, langkah tersebut untuk melindungi kesehatan konsumen.
Menurutnya, pemerintah perlu membuat ketetapan tentang ambang batas kandungan timbal pada beras dari negara yang paling ketat aturannya.
"Prinsipnya negara untuk melindungi warganya harus begitu. Mana yang paling tertinggi yang bisa diterapkan untuk melindungi masyarakatnya. Tapi terkait hal ini, bisa digunakan untuk berkaca kembali bagaimana caranya mengoptimalkan sumber daya sendiri. Sumber daya lokal, sehingga bisa menekan impor-impor itu," kata Husna kepada KBR68H.
Sebelumnya, kelompok peneliti di Amerika Serikat melaporkan kandungan timbal pada beras dari sejumlah negara. Kandungan timbal pada beras tertinggi berasal dari Cina dan Taiwan. Angkanya mencapai 40 kali di atas ambang batas aman yang ditetapkan pemerintah Amerika Serikat.
Di Indonesia pada 2012 telah mengimpor beras dari Cina sebanyak 1,9 ribu ton, meski pada periode Agustus dan September pemerintah mengklaim tidak ada lagi impor beras dari negeri tirai bambu tersebut. Tahun ini, pemerintah belum berencana mengimpor beras dengan asumsi produksi beras dalam negeri mencukupi kebutuhan konsumsi masyarakat.
Mengandung Timbal, Stop Impor Beras dari Cina dan Taiwan!
Pemerintah diminta menghentikan impor beras dari negara-negara yang diduga memiliki beras dengan kandungan timbal di atas ambang batas aman.

NASIONAL
Jumat, 12 Apr 2013 21:40 WIB


beras, impor, timbal
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai