KBR68H, Jakarta – Besarnya Impor minyak dan gas Indonesia kembali mengakibatkan neraca perdagangan menderita defisit sebesar Rp 3,1 triliun lebih pada Februari lalu. Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin mengatakan, perdagangan migas menderita defisit hingga lebih Rp 10,7 triliun. Di lain sisi, surplus ekspor non-migas hanya mencapai lebih Rp 7,5 triliun. Suryamin menyarankan, pemerintah mulai mengendalikan konsumsi minyak dalam negeri untuk menekan defisit perdagangan itu.
Kalau migas diturunkan impornya 10% saja, bisa melejit itu. Bahkan bisa suprplus. Tapi, bagaimana pengurangannya? Itu pemerintah. Pengurangan bisa berbagai cara, bisa dikonversi, pembatasan dan dirubah ke gas untuk jangka panjang. Karena gas surplus. Tapi, itu nanti infrastruktur harus dibangun,"demikian Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin dalam jumpa pers di kantor BPS Pusat.
Pada Januari lalu, perdagangan Indonesia juga mengalami defisit sebesar karena sebab yang sama. Ketika itu, neracar perdagangan sektro migas menderita defisit sekira Pada Januari lalu, neraca perdagangan Indonesia menderita defisit sebesar lebih Rp 1,6 triliun karena sebab yang sama. Ketika itu, sektor migas menderita defisit sekira Rp 13,8 triliun. Sementara itu, surplus sektor non-migas hanya mencapai sekira Rp 12.1 triliun
Lagi, Impor Migas Sebabkan Neraca Perdagangan Defisit
Besarnya Impor minyak dan gas Indonesia kembali mengakibatkan neraca perdagangan menderita defisit sebesar Rp 3,1 triliun lebih pada Februari lalu.

NASIONAL
Senin, 01 Apr 2013 21:19 WIB


defisit, migas
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai