KBR68H, Jakarta - Kepolisian Indonesia diminta segera menghentikan kegiatan-kegiatan yang tidak berhubungan dengan visi dan misi Kepolisian. Kegiatan itu ditengarai sebagai pemicu korupsi di tubuh korps Bhayangkara. Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S. Pane mengatakan, anggota polisi kerap mencari dana tambahan dari sumber yang tidak halal untuk berbagai kegiatan lain, seperti sepakbola.
"Jadi, belajar dari kasus DS ini, sudah saatnya pimpinan kepolisian jangan mengurusi kegiatan-kegiatan olahraga, karena memang kalau kita lihat anggaran untuk itu tidak ada. Otomatis, kalau bawahan diminta memberikan sumbangan, ya mereka juga harus memutar otak mendapat dana dengan berbagai cara. Salah satunya, bisa lewat penerimaan komisi, hasil korupsi atau hasil pungli,"kata Neta kepada KBR68H.
Sebelumnya, Jaksa Penuntut Umum KPK mengungkapkan duit korupsi proyek simulator SIM pada 2011 mengalir untuk keperluan operasional tim sepakbola Bhayangkara. Menurut Jaksa, Djoko Susilo mencari dana lewat panitia pembuat komitmen (PPK) proyek simulator SIM sepeda motor untuk membiayai Persatuan Sepakbola Bhayangkara. Selain mengalir ke kegiatan sepakbola, duit itu juga mengalir ke Koperasi Polri (Primkoppol). Negara merugi Rp 144 miliar lebih dalam kasus ini.
Duit Korupsi Simulator Mengalir ke Klub Sepakbola Bhayangkara
Kepolisian Indonesia diminta segera menghentikan kegiatan-kegiatan yang tidak berhubungan dengan visi dan misi Kepolisian.

NASIONAL
Selasa, 23 Apr 2013 18:06 WIB


simulator SIM, korupsi, sepakbola Bhayangkara
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai