KBR68H, Jakarta - Anggota Komisi Energi DPR, Satya Yudha meminta pemerintah segera menerapkan alat pengendali konsumsi BBM (Radio Frequency Identification) bersubsidi pada mobil pribadi. Dia yakin, alat itu bisa menghemat subsidi bensin hingga Rp 14 triliun atau setara dengan 1,4 juta kiloloter.
“Di banding dengan jumlah penghematan. Misalkan sekarang apabila pemerintah menerapkan bahwa titik cerah penjualan itu bukan lagi di Depo, tapi di SPBU misalkan, kalau itu dijalankan dengan baik, direksi Pertamina mengakui akan ada penghematan 1,4 juta kiloliter. Jadi kalau kita hitung 1,4 juta kiloliter itu sama saja dengan belanja Rp 14 triliun, sementara pemasangan itu cukup murah kalau menurut hemat saya, “ tutur Satya kepada KBR68H.
Sebelumnya, Pertamina mengusulkan penggunaan RFID atau alat pengendali konsumsi BBM bersubsidi pada kendaraan. Alat ini nantinya akan memantau pemakaian BBM pada kendaraan secara detail, mulai dari konsumsi BBM, nomor polisi, frekuensi pembelian, hingga lokasi SPBU. Program ini termasuk dalam program Sistem Monitoring dan Pengendalian (SMP) yang saat ini tengah digagas Pertamina. Namun, pemerintah belum menyetujui sistem pengawasan ini.