KBR, Jakarta - Kementerian Kesehatan bakal meluncurkan program imunisasi kejar (cath-up immunization) HPV untuk anak usia 15 tahun ke atas pada tahun 2024 ini.
Imunisasi kejar diluncurkan setelah sebelumnya pemerintah meluncurkan program vaksinasi Human Papillomavirus (HPV) untuk anak perempuan usia 9-14 tahun.
Vaksinasi HPV kini telah masuk dalam 14 imunisasi dasar lengkap pada anak, untuk mencegah paparan kanker serviks atau kanker leher rahim.
Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan RI, Prima Yosephine Berliana mengatakan imunisasi kejar HPV untuk anak usia 15 tahun ke atas akan berlangsung hingga 2027.
Berdasarkan capaian tahun sebelumnya, vaksinasi HPV menunjukkan hasil positif, di mana secara nasional sudah mencapai 90 persen atau sekitar 1,9 juta anak telah mendapatkan vaksin HPV.
Langkah ini diharapkan dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh anak-anak terhadap penyakit tersebut.
"Program internasional imunisasi HPV kita ini, memang sesuai rekomendasi WHO dan juga rekomendasi ahli di bidang imunisasi di Indonesia dan mereka merekomendasikan imunisasi HPV itu memang paling efektif kalau kita berikan pada anak usia 9 sampai 14 tahun. Perlu kami ingatkan bahwa target global juga target kita itu untuk anak perempuan," kata Prima Yosephine, dalam talkshow Ruang Publik KBR, Rabu (27/3/2024).
Baca juga:
- Cakupan Vaksinasi Kanker Serviks Gratis Bakal Diperluas Tahun Depan
- Banyak Perempuan Malu dan Takut Periksa Kanker Serviks, Alat Deteksi Ini Bisa Jadi Solusinya
Sebelumnya, pemerintah Indonesia meluncurkan program pemberian vaksin HPV gratis untuk anak-anak perempuan usia 9-14 tahun sebagai langkah konkret dalam mencapai target eliminasi kanker serviks.
Dalam Rencana Aksi Nasional Eliminasi Kanker Serviks Indonesia, pemerintah menetapkan target ambisius di mana 90 persen anak perempuan dan laki-laki di Indonesia harus mendapatkan vaksin HPV pada tahun 2030.
Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan RI, Prima Yosephine Berliana mengatakan vaksin HPV direkomendasikan secara khusus untuk anak usia 9-14 tahun, dengan fokus utama pada anak perempuan yang dianggap belum terpapar HPV.
Tantangan
Meski demikian, Prima menjelaskan masih terdapat sejumlah tantangan dalam implementasi program ini. Termasuk di antaranya ada kekhawatiran dari orang tua terkait efek samping vaksin dan adanya informasi yang tidak akurat terkait HPV.
"Upaya edukasi kepada masyarakat terus dilakukan oleh pemerintah, baik melalui media sosial maupun poster yang disampaikan ke daerah-daerah," kata Prima Yosephine.
Kementerian Kesehatan juga berupaya memperluas jangkauan edukasi, tidak hanya kepada orang tua, tetapi juga kepada anak-anak.
Prima mengatakan peran sekolah juga penting dalam program ini dengan memberitahukan ke pihak puskesmas mengenai data siswa sasaran imunisasi HPV setiap bulan Agustus.
"Dalam upaya meningkatkan efektivitas program, pemerintah telah mengimplementasikan sistem pelacakan imunisasi, di mana setiap anak yang telah lengkap diimunisasi akan mendapatkan sertifikat melalui aplikasi Satu Sehat. Sebelum vaksinasi dilakukan, petugas akan melakukan screening terlebih dahulu untuk memastikan apakah anak layak untuk divaksinasi, sehingga meminimalkan risiko yang mungkin terjadi," ujarnya.
Dalam hal penanganan kanker serviks, pemerintah menargetkan 70 persen wanita dewasa telah menjalani screening, dan 90 persen wanita yang didiagnosis menderita kanker serviks akan mendapatkan penanganan yang tepat.
Langkah-langkah ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam melindungi kesehatan masyarakat Indonesia.
Editor: Agus Luqman