KBR, Jakarta- Kepala Lembaga Biologi dan Molekuler (LBM) Eijkman Profesor Amin Soebandrio menegaskan belum ada pembuktian bahwa 6 kasus varian baru B117 di Indonesia saling berhubungan. Dia menjelaskan bahwa sumber virus masih dilacak.
Dia juga mengatakan, pendapat ahli masih beragam terkait dugaan menambah berat kasus atau menyebabkan kasus fatal pada varian baru Covid-19 asal Inggris. Namun kata Amin, karakteristik penularannya lebih cepat sebesar 40-70 persen sehingga bisa menyebabkan peningkatan angka produksi virus.
"Karena perubahan itu dia mungkin juga menyebabkan antibodi yang terbentuk setelah vaksinasi itu tidak lagi mengenali si virus karena bajunya sudah berubah. Ada perubahan struktur sehingga antibodi tidak mengenali. Jadi dikhawatirkan lagi bahwa virus ini nantinya tidak bisa dinetralisasi oleh antibodi setelah vaksinasi," ucap Amin dalam siaran pers BNPB, Jumat, (12/3/2021).
Kepala Lembaga Biologi dan Molekuler (LBM) Eijkman Profesor Amin Soebandrio menambahkan, ada kekhawatiran PCR juga terganggu sensitifitasnya terhadap varian baru. Dampaknya, seseorang dengan varian baru bisa terdeteksi negatif Covid-19.
Namun, menurutnya, penurunan sensitivitas itu belum signifikan sehingga belum diperlukan tes pengganti PCR.
Meskipun begitu, Amin menyebut bahwa produsen besar vaksin yang beredar saat ini sudah memastikan bahwa mutasi virus belum signifikan. Maka dari itu vaksin yang beredar saat ini masih dianggap efektif untuk virus Covid-19 dan varian-varian barunya.
Amin menyebut bahwa peneliti dunia merekomendasikan agar vaksinasi Covid-19 dipercepat pelaksanaannya agar segera tercapainya kekebalan kelompok. Meskipun ada mutasi virus baru, diharapkan vaksin yang sudah disuntikkan ke seseorang dapat melemahkan virus tersebut. Seandainya terinfeksi virus pun diharapkan hanya muncul gejala ringan.
Kata Amin, seiring vaksinasi yang tengah berlangsung, virus Covid-19 juga terus bermutasi. Amin mengungkap, dari sekian banyak mutasi virus Covid-19 hanya 4 persen yang menyebabkan virus itu menjadi lebih bahaya. Kasus mutasi virus lainnya justru bisa membuat virus lebih bertambah lemah.
Maka dari itu, dia mengimbau agar masyarakat terus melakukan protokol kesehatan Covid-19.
Sebelumnya Kementerian Kesehatan menemukan kasus virus Covid-19 varian B117 bertambah empat kasus. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, penambahan kasus itu menjadikan total kasus varian mutasi UK tersebut di Indonesia menjadi enam kasus.
Keempat kasus tambahan tersebut ditemukan pertama di Palembang, Sumatera Selatan pada 11 Januari 2021. Lalu di Kalimantan Selatan pada 6 Januari 2021, di Medan pada 28 Januari 2021, teranyar di Balikpapan, Kalimantan Timur pada 12 Februari 2021.
"Untuk tindak lanjutnya, sekarang kita sedang melakukan surveillance terhadap kontak eratnya mereka. Dan sedang kita kejar agar bisa segera dites dan di genome sequence. Untuk update teman-teman sekalian, wartawan. Untuk dua kasus pertama yang datang dari Arab Saudi, kasus Karawang (Jawa Barat), itu semua kontak eratnya sudah dites dan mereka negatif. Jadi Alhamdulillah karantina di airport Soekarno Hatta cukup baik," ucap Menkes Budi saat konferensi pers virtual, Senin (8/3/2021).
Editor: Rony Sitanggang
Redaksi KBR juga mengajak untuk bersama melawan virus Covid-19. Selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan dengan 3M, yakni; Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan dengan Sabun.