"Ya kan mula-mula ada dua, terus empat, terus berapa, naik lagi. Angka ini melihat pengalaman negara lain, akan meningkat. Kadang-kadang setelah satu sampai dua hari. Kadang jam-jaman. Jadi data sore ini bisa lebih meningkat lagi dibanding data tadi pagi. Itu yang amat aku khawatirkan. Jadi masalah Covid-19 ini mungkin sekali buat Indonesia mirip fenomena gunung es, jadi yang kita lihat 27 atau 32 atau berapapun sebetulnya hanya ujung dari masalah yang terdiagnosis," kata Zubairi kepada KBR, Rabu (11/3/2020).
Pemerintah setidaknya telah memeriksa 736 spesimen. Juru Bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menjelaskan, spesimen ini diambil dari para pasien positif corona, suspect dan pasien dalam pengawasan (PDP).
"Spesimen yang kita periksa total sampai dengan tadi pagi itu 736 totalnya. Tentunya enggak semuanya positif, tetapi itu yang sudah kita periksa,” ujar Yuri di kantor presiden, Rabu (11/03/2020).
Pemeriksaan tersebut dilakukan pada pasien dari 63 rumah sakit di 25 provinsi.Metode yang digunakan dalam memeriksa spesimen adalah Polymerase Chain Reaction (PCR).
PCR merupakan metode yang lebih cepat untuk mengetahui apakah terkandung virus di dalam spesimen dari pasien yang dikategorikan sebagai suspect.
Satu metode tes lainnya adalah genome sequencing. Cara ini membutuhkan waktu hingga tiga hari untuk menyelesaikan penelitiannya.
Metode ini disebut lebih lama karena dalam pemeriksaannya bukan hanya virus corona saja yang bisa dideteksi. Namun dalam satu spesimen dapat ditemukan virus lain.
Editor: Rony Sitanggang