KBR, Jakarta- Sebagian warga di Distrik Angkaisera, Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua memilih bersembunyi di hutan. Kata
Pejabat Gerakan Pembebasan Papua (UMLWP) Markus Haluk, warga trauma dan takut kembali ke rumahnya pasca penembakan anggota tentara nasional Papua Barat Michael Merani hingga mati, pada Senin (27/03) dini hari.
Markus Haluk mengatakan, Michael ditembak oleh aparat gabungan TNI-Polri saat berada di rumahnya. Kata dia, menurut kesaksian keluarga korban, Michael sedang bersama anaknya saat terjadi penyergapan dan penembakan.
Markus mengatakan, keluarga juga tidak diizinkan mengambil jenazah korban. Selain itu Mertua dan orang tuanya juga menjalani interogasi di kepolisian.
"Masyarakat masih trauma. Beberapa masyarakat sudah balik tetapi lainnya masih trauma karena sering kali aparat setelah seperti itu melakukan penangkapan menyusul. Aparat menangkap mertua, bapaknya dan sedang diinterogasi. Dijaga ketat sampai dengan tadi malam," ujar Pejabat Gerakan Pembebasan Papua (UMLWP) Markus Haluk kepada KBR, Senin (27/3/2017).
Markus melanjutkan, "sekarang belum tahu itu apakah diizinkan kepada keluarga untuk menjenguk, sampai tiga jam tadi belum diizinkan.
Markus Haluk menambahkan, keluarga meminta jenazah Michael Merani diserahkan kepada untuk dikubur dengan upacara adat. ULMWP juga mengecam penembakan oleh aparat gabungan terhadap Michael Merani.
Editor: Rony Sitanggang