Bagikan:

Alasan Koalisi Tolak Reklamasi Sepakati Pembangunan Tanggul di Teluk Jakarta

"Kami pada dasarnya sepakat, tetapi harus ada proses yang jelas untuk memastikan masyarakat berpartisipasi dalam prosesnya,"

BERITA | NASIONAL

Rabu, 08 Mar 2017 17:05 WIB

Author

Rio Tuasikal

Alasan Koalisi Tolak Reklamasi Sepakati Pembangunan Tanggul di Teluk Jakarta

Rencana pengembangan terpadu pesisir Jakarta (NCICD).


KBR, Jakarta- Koalisi Tolak Reklamasi Jakarta menyatakan sepakat dengan pembangunan tanggul di pantai Jakarta, namun meminta jaminan partisipasi masyarakat. Hal ini menanggapi rencana Bappenas membangun tanggul sepanjang total 20 km di lokasi tersebut untuk membantu mengurangi rob dan mencegah penurunan muka air tanah. 

Anggota  Koalisi dari Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Marthin Hadiwinata meminta pemerintah melibatkan warga dalam perencanaannya. Sebab, ada kebutuhan warga nelayan tidak boleh diganggu pembangunan tanggul.

"Kami pada dasarnya sepakat, tetapi harus ada proses yang jelas untuk memastikan masyarakat berpartisipasi dalam prosesnya. Khususnya konsultasi publik, dan pembangunannya menjadi hak warga," katanya.

Baca: Tanggul 20 Kilometer

Marthin menyatakan, pembangunan tanggul takkan sepenuhnya menghentikan penurunan muka tanah ibukota. Sebab, penurunan tanah disebabkan oleh penggunaan air tanah dan beban pembangunan. Karenanya, pemerintah harus fokus mengurangi penggunaan air tanah bersamaan dengan membangun tanggul.

"Tanah aluvial di utara Jakarta itu belum kompak, belum kuat untuk menahan, akhirnya tanahnya menurun. Sebetulnya permasalahannya bukan tanggulnya, tetapi dia harus menyelesaikan salah satunya adalah penggunaan air tanah," tambahnya.

Kata dia, DKI Jakarta bisa mencontoh ibukota Jepang, Tokyo. Di kota tersebut, penurunan muka tanah bisa diperlambat sejak 1970 hingga 2000. Sebab, Tokyo melarang penggunaan air tanah sekaligus menyuntikkan air ke dalam tanah. Sehingga, dalam waktu tiga dekade, penurunan muka tanah bisa diperlambat.


Editor: Rony Sitanggang

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending