KBR, Jakarta- Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) menilai pemerintah hanya terfokus pada pelabuhan dalam mengantisipasi waktu bongkar muat atau dwelling time. Padahal, kata Anggota ALI, Sugi Purnoto, pemerintah perlu memperhatikan infrastruktur pendukung kegiatan bongkar muat, yakni akses jalan.
Sugi menilai, kemacetan di jalur Cakung-Cilincing turut menyumbang lamanya dwelling time di Tanjung Priok. Kemacetan di jalur tersebut lantaran kondisi jalan yang rusak. Padahal, jalur itu merupakan jalur utama yang dilalui truk-truk yang mengangkut peti kemas dari pelabuhan.
"Seharusnya jalan ini juga diperbaiki. Karena jalur Ca-Cing (Cakung-Cilincing) itu merupakan jalur nasional. Dengan begitu, tanggung jawab perbaikannya ada di pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum, bukan Pemerintah Provinsi DKI. Kalau itu sudah dilakukan, saya yakin Dwelling Time di Tanjung Priok akan berkurang dari 3 hari," kata Anggota ALI, Sugi Purnoto,Selasa (15/03).
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo berkeinginan dwelling time dipangkas menjadi dua hingga tiga hari. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman mengklaim dwelling time sudah menyentuh angka tiga.
Untuk mencapai target tersebut, Ketua Satgas Dwelling Time Agung Kuswandono sebelumnya mengatakan, instansinya berencana mengurai kepadatan di Pelabuhan Tanjung Priok dengan mengalihkan kapal ke pelabuhan lain. Dia menyebut bakal mengkaji potensi pelabuhan di Banten untuk menekan dwelling time.
"Setidaknya ada tiga pelabuhan di Banten yang berpotensi bisa membantu kegiatan bongkar muat di Tanjung Priok. Dan itu akan mengurangi dwelling time," katanya kemarin.
Editor: Rony Sitanggang