KBR, Jakarta– Upaya penyemaian hujan buatan di Provinsi Riau terhambat angin kencang. Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar mengatakan, angin yang kencang akan membuat awan tidak bisa terkumpul, sehingga menyulitkan penyemaian.
“Kalau lihat analisis dari BMKG, anginnya agak kencang, sehingga awannya tidak terlalu ideal. Karena Riau sudah menyatakan siaga darurat, maka fasilitas untuk water bombing maupun untuk hujan buatan itu sudah bisa dilakukan,” kata Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar di kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (11/03/16).
Siti melanjutkan, "tapi kalau melihat analisis BMKG, itu belum terlalu ideal karena katanya anginnya kuat jadi awannya nggak ada yang mengendap. Jadi awannya lewat semua."
Siti mengatakan, penyemaian hujan merupakan otoritas Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Pasalnya, lembaga itulah yang memiliki pengetahuan, analisis, fasilitas, dan dana tentang hujan buatan. Meski begitu, Siti berjanji masalah kebakaran hutan di Riau akan rampung dalam dua pekan lagi.
“Minggu depan akan diintensifkan lagi. Dalam satu-dua minggu lagi akan kita rampungkan,” kata dia.
Hari ini, Kemenko Perekonomian menggelar rapat koordinasi tentang penanggulangan kebakaran. Rakor itu melibatkan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Badan Meteorologi dan Geofisika, serta Badan Informasi Geospasial.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menetapkan siaga darurat
kabut asap. Status darurat asap akibat kebakaran hutan dan lahan dalam
beberapa pekan ini belum tertangani. Status tanggap darurat asap ini
setelah dilakukan rapat koordinasi dengan Pemprov Riau, TNI, Polri dan
BPBD. Dari Pemprov Riau dipimpin Plt Gubernur Riau Arsyadjulandi
Rachman.
Dengan status darurat asap ini, maka koordinasi dengan kabupaten kota yang terbakar akan ditingkatkan. Sebelumnya, tiga daerah di Riau sudah menetapkan status darurat asap. Tiga daerah itu Kabupaten Bengkalis, Meranti dan Kota Dumai.
Editor: Rony Sitanggang