KBR, Bali - Puluhan negara, termasuk Australia mendeklarasikan komitmen penuntasan masalah gelombang migran dan pencari suaka. Bali Process ini diikuti 267 delegasi termasuk 17 menteri dari 48 negara.
Menurut Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, saat ini tidak semua negara menerima gelombang pengungsi. Karena itu, terjadi berbagai masalah yang menimpa pengungsi. Seperti perdagangan manusia dan eksploitasi pekerja perikanan. Sedang, Retno mengklaim, Indonesia menjadi rumah bagi jutaan migran yang menghindari perang atau kerusuhan sosial.
"Perlu langkah yang berkelanjutan seperti respon yang lebih cepat, penegakan hukum, pertimbangan kemanusiaan dan mengatasi akar penyebabnya," ujarnya.
Berdasarkan data dari UNHCR, sampai Februari 2016 terdapat total 13,829 yang terdiri dari 7,560 pencari suaka dan 6,269 pengungsi yang berada di Indonesia dan berasal dari 44 negara.
Dari jumlah di atas, terdapat sekitar 1.030 pengungsi dan pencari suaka berasal dari Myanmar, termasuk yang tiba di Aceh pada bulan Mei 2015.Penampungan pencari suaka dan pengungsi dilakukan di 13 (tiga belas) rudenim atau rumah detensi imigrasi yang tersebar di seluruh Indonesia.
Editor: Damar Fery Ardiyan