KBR, Malang - Presiden Joko Widodo memuji sepak terjang anggota Muslimat NU yang dinilai cakap memainkan peran memperkuat bangsa dan negara. Ini disampaikan Presiden Jokowi dalam pidatonya di Puncak Peringatan Hari Lahir ke-70 organisasi pimpinan Khofifah Indar Parawansa tersebut.
"Ibu adalah sekolah pertama, sekolah utama bagi anak-anak kita, sebab itu saya sangat hargai yang dilakukan Muslimat NU, menjaga keluarga, lingkungan dengan kegiatan-kegiatan yang sangat banyak. Mulai dari sosial, PAUD, Taman Kanak-kanak, kegiatan anti-narkoba, anti-radikalisme. Sehingga tak berlebihan bahwa Muslimat NU memainkan peran besar bagi bangsa ini," ungkap Presiden Jokowi di Stadion Gajayana Malang, Jawa Timur, Sabtu (25/3/2016).
"Pendeknya, sebagai sebuah organisasi, Muslimat NU telah menyatu dalam nadi masyarakat Indonesia," tambah bekas Walikota Solo itu. Pujian tersebut layak diterima, karena menurut Presiden Jokowi, perjuangan Muslimat NU ditunjukkan secara konkret. Salah satunya, aksi memerangi narkoba yang dilakukan dengan membentuk laskar anti-narkoba. "Alhamdulillah urusan narkoba di hadapan kita sudah dideklarasikan laskar anti-narkoba dari Muslimat NU. Sebuah reaksi yang cepat dari Muslimat NU," tuturnya.
Ia pun lantas menggambarkan betapa mengkhawatirkan pengaruh narkoba bagi generasi muda di tanah air. "Kita tahu bahwa sekarang negara kita dalam darurat narkiba, setiap hari 30 hingga 50 anak-anak kita meninggal karena Narkoba. Saya hargai deklarasi anti-narkoba Muslimat NU," tuturnya.
Itu sebab, Jokowi menginginkan, organisasi perempuan terbesar di Indonesia ini tetap mawas diri dan meneruskan perjuangan. Termasuk, dalam menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). "Kita tahu sekarang sudah memasuki masyarakat ekonimi ASEAN. Ini baru ASEAN, baru 11 negara, sudah tak ada batasnya mulai awal Januari, lalu lalang barang, orang tidak ada batasnya. Belum lagi kita bicara nanti dengan blok-blok perdagangan di wilayah-wilayah lain. Dan, dunia saat ini diwarnai meningkatnya radikalisme, juga narkoba," ungkap Presiden di depan puluhan ribu peserta Harlah ke-70 Muslimat NU.
Presiden Jokowi kemudian mengakhiri pidatonya seraya berharap organisasi perempuan ini terus meningkatkan perannya di tengah masyarakat. "Sebagai organiasi yang mempunyai sejarah panjang yaitu 70 tahun, saya berpesan agar Muslimat NU memperkuat, terus berjuang demi umat, bangsa, kita harus bersatu wujudkan Indonesia adil, sejahtera. Dakwah Muslimat NU adalah dakwa perbuatan, bukan dakwah lisan. Dengan dakwah perbuatan saya yakin jumlah majelis taklim, lembaga pendidikan, jumlah koperasi primer Muslimat NU akan semakin meningkat di masa mendatang," pungkasnya.
Editor: Nurika Manan