KBR, Singkil - Jemaat belasan Gereja di Singkil, Aceh merayakan Paskah di bawah tenda terpal karena sejak Oktober lalu Gereja mereka dirusak massa intoleran. Salah satunya adalah GKPPD Mandumpang yang jemaatnya harus merayakan ritual Paskah seperti Kamis Putih di tengah kebun sawit. Saat ditemui KBR, salah satu jemaat, Rosmayanti Maniki tampak kesulitan beribadah.
"Tadi kan harus pegang alkitab, pegang payung, harus sempit-sempit karena satu payung tiga orang. Sedih sekali malahan melihat keadaan seperti ini. Kemarin pun ketika
Minggu kami ke gereja, hujan basah-basah, dan semua terpaksa berdiri," ungkapnya usai ibadah Kamis Putih, 24 Maret 2016.
Situasi serupa dialami sepuluh gereja lainnya, seperti GKPPD Kuta Tinggi, GKPPD Siatas dan GMII. Mereka beribadah di bawah tenda di tengah kebun sawit.
Sebagian gereja tidak menggelar prosesi Paskah karena tendanya tidak mampu menampung jemaat. Mereka terpaksa membangun tenda setelah gerejanya dirobohkan Pemda atas desakan kelompok intoleran. Sebagian gereja telah mengajukan IMB namun tidak pernah direspon Pemda.
Editor: Damar Fery Ardiyan