KBR, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (APRINDO) menyebut situasi ekonomi saat ini mengancam keberadaan pengusaha retail di Indonesia. Menurut Wakil Ketua Umum APRINDO Tutum Rahanta, beberapa hal yang mengancam usaha retail adalah menurunnya daya beli masyarakat akibat melemahnya ekonomi Indonesia yang dipicu melemahnya nilai tukar rupiah, pengetatan suku bunga dan pembatasan uang beredar di masyarakat.
"Mulut kami sudah diikat, leher kami pun sudah kena air. Ini kondisi sekarang, semua lagi resah. Pemerintah kalau tidak mengeluarkan berbagai kebijakan untuk masyarakat mungkin insentif ekonomi apa, padat karya saya kira bisa tambah dalam. Sekali lagi saya sampaikan, kalau retail sudah terkena biasanya perbaikannya panjang dan lama, karena industri terganggu.Karena kami tidak bisa menjual barang itu karena daya beli masyarakat lemah," jelas Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Arindo) Tutum Rahanta di Jakarta, Sabtu (28/3/2015).
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (APRINDO) Tutum Rahanta menambahkan, kesulitan itu diperparah dengan kebijakan penaikan harga BBM dan juga situasi politik yang menyebabkan banyak pengusaha dan investor menahan dananya sembari menunggu kepastian politik di Indonesia. Sehingga menurutnya, pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan yang mampu meningkatkan daya beli masyarakat. Semisal infrastruktur, meningkatkan usaha padat karya.
Editor: Malika