KBR, Jakarta - Kepolisian Indonesia mengaku siap menambah personilnya untuk berpatroli di wilayah terpencil.
Juru Bicara Mabes Polri, Rikwanto, mengatakan ini dilakukan salah satunya untuk mengawasi praktik perbudakan seperti yang terjadi di Benjina, Maluku Utara. Selama ini polisi kesulitan mendeteksi praktik perbudakan nelayan seperti yang terjadi di Benjina. Praktik perbudakan baru diketahui korban saat berada di kapal di tengah laut.
"Kalau pulau itu di mana saja ada. Tapi kan iming-imingnya itu dikasih upah, baru di laut baru ketahuan.
Kepolisian juga sulit mengatasi masalah ini karena minimnya laporan. "Ini kasus banyak. Hanya saja ada yang melapor ada yang tidak," jelasnya.
Praktik perbudakan di Benjina, Maluku Utara, terkuak berkat penyelidikan jurnalis asing yang mengikuti kapal-kapal Thailand selama setahun. Dari penelusurannya, kapal-kapal itu mempekerjakan anak-anak di bawah umur yang kebanyakan asal Burma.
Anak-anak itu ditempatkan di sebuah ruangan kecil mirip kandang dan tidak diupah. Kasus itu mengancam ekspor ikan nasional khususnya di Eropa. Negara-negara Eropa mengancam memblokir ekspor ikan Indonesia karena perusahaan yang dipakai oleh nelayan Thailand dinamai seperti perusahaan Indonesia.
Editor: Rio Tuasikal
Perbudakan Benjina, Polisi Tambah Petugas Patroli



Ilustrasi
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai