Bagikan:

Migrant Care Tolak Bekas Dubes Arab Jadi Kepala BNP2TKI

KBR68H, Jakarta - LSM buruh migran Migrant Care menganggap Gatot Abdullah Mansur tidak layak menduduki jabatan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia atau BNP2TKI.

NASIONAL

Senin, 17 Mar 2014 22:39 WIB

Migrant Care Tolak Bekas Dubes Arab Jadi Kepala BNP2TKI

Jumhur, Dipo Alam, BNP2TKI

KBR68H, Jakarta - LSM buruh migran Migrant Care menganggap Gatot Abdullah Mansur tidak layak menduduki jabatan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia atau BNP2TKI.

Direktur Eksekutif LSM Migrant Care Anis Hidayah mengatakan, Gatot gagal melindungi buruh migran ketika menjabat Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi. Selain itu, Gatot juga dianggap tidak mampu memberi pelayanan memadai terhadap para pahlawan devisa di negeri kaya minyak itu.

"Migrant Care banyak memberikan catatan banyak kasus yang terjadi di Arab Saudi tidak diselesaikan secara baik. Misalnya bagaimana Ruyati dieksekusi tahun 2011 tanpa pembelaan hukum. Saat itu dubesnya pak Gatot. Dalam kasus amnesti buruh migran tahun kemaren ada juga pelayanan yang sangat buruk sehingga buruh migran membakar kantor perwakilan karena tidak bisa menyampaikan lagi upaya yang harusnya dilakukan pemerintah untuk melayani mereka di sana," ujar Direktur Eksekutif LSM Migrant Care Anis Hidayah ketika dihubungi KBR68H, Senin (17/3).

Anis Hidayah pesimistis akan ada perbaikan dalam perlindungan TKI dengan pergantian jabatan kepala BNP2TKI itu. Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencopot Jumhur Hidayat dari jabatan Kepala BNP2TKI.

Presiden selanjutnya mengangkat bekas Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Gatot Abdullah Mansur sebagai kepala BNP2TKI yang baru. Juru bicara Istana mengatakan Jumhur Hidayat diganti karena akan memasuki masa pensiun.

Editor: Pebriansyah Ariefana

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending