KBR68H, Jakarta - Kelompok pemantau pelanggaran pemilu MataMassa mengaku kesulitan memverifikasi laporan dugaan pelanggaran Pemilu. Laporan disampaikan masyarakat melalui berbagai sarana yang mereka sediakan seperti email atau sms (Baca: Matamassa: Ratusan Pelanggaran Kampanye Terjadi Pekan Ini). Juru bicara Matamassa Umar Idris mengatakan, kesulitan itu dikarenakan banyak warga yang tidak mencantumkan identitas dan lokasi mereka saat melapor. Padahal, kata dia, MataMassa menjamin kerahasiaan identitas setiap pelapor.
" Banyak pelapor yang tidak mencantumkan identitas mereka sehinga kami keulitan. Padahal beberapa laopran dari masyarakat pelanggarannya serius dan menraik unutk ditindaklanjuti. Seperti ada laporan dari Jawa Tengah soal dugaan adanya tekanan untuk memilih seorang caleg oleh pejabat setempat. Tapi tidak ada identitas," kata Umar Idris saat dihubungi KBR68H.
Juru bicara Matamassa Umar Idris menambahkan, pihaknya juga menerima laporan soal adanya upaya menggalang massa untuk mejadi Golongan Putih di Jakarta. Upaya tersebut menurut dia berasal dari salah satu Ormas keagamaan. Kata Umar, pihaknya tengah memverifikasi laporan tersebut. Hingga saat ini Matamassa sudah melaporkan seribuan pelanggaran Pemilu ke Bawaslu. Menurut Umar Idris, Sekitar 40 di antaranya merupakan pelanggaran pidana.
Editor: Rumondang Nainggolan