KBR68H, Jakarta - Kelompok berkebutuhan khusus atau difabel HWPCI bakal mengadukan diskriminasi yang mereka alami ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Pasalnya, Direktorat Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dikti Kemendikbud) melarang kelompok tuna netra, tuna rungu dan tuna wicara mendaftar ke sejumlah jurusan di universitas negeri.
Juru bicara Kelompok Difabel HWPCI, Maulani mengatakan, selama ini banyak universitas yang terbuka pada kelompok difabel. Namun dengan aturan ini justru akan membalikkan keadaan. Ia pun menegaskan jika pendidikan adalah hak semua orang tanpa terkecuali.
"Bimbingan Konseling di UNJ itu tuna netra banyak banget. Terus ilmu komunikasi, apa salahnya tuna netra belajar komunikasi? Tuna wicara, tuna wicara nggak boleh mengakses, ini maksudnya apa? Ngaco kan," jelas Maulani saat berbincang dengan KBR68H, Kamis (6/3) sore.
Juru bicara Kelompok difabel HWPCI, Maulani berencana membawa 50 difabel ke Komnas HAM besok. Semuanya berasal dari lima organisasi difabel yang berbasis di Jakarta. Di antara mereka adalah mahasiswa difabel yang sukses di perguruan tinggi.
Mereka akan memberikan testimoni di depan anggota Komnas HAM, untuk menunjukkan difabel juga bisa menempuh pendidikan tinggi. Lembaga ini juga berencana bertemu Kementerian Pendidikan, namun dia belum bisa memastikan waktunya.
Editor: Anto Sidharta
Kuliah Dibatasi, Kaum Difabel Protes Keras
Kelompok berkebutuhan khusus atau difabel HWPCI bakal mengadukan diskriminasi yang mereka alami ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Pasalnya, Direktorat Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dikti Kemendikbud) melarang ke

NASIONAL
Kamis, 06 Mar 2014 21:15 WIB


Kuliah Dibatasi, Kaum Difabel
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai