KBR68H, Jakarta - Komisi Penyiaran Indonesia meminta dua iklan politik di Metro TV diberhentikan. Wakil Ketua KPI, Idy Muzzayad mengatakan, dua iklan itu milik Partai Nasional Demokrat dengan versi "Ada dan Tiada.
Idy mengatakan, Nasdem menyudutkan dan menyerang peserta Pemilu lain. Hal itu terlihat dari sisi iklan yang menyatakan semua anggota DPR saat ini tidak punya empati dan nurani.
Selain itu, KPI juga akan memberhentikan iklan politik versi "Kutagih Janjimu" yang ditayangkan oleh tiga stasiun TV yakni Global TV, MNC TV dan RCTI. Pasalnya, iklan tersebut menyerang Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo.
"Melihat iklan itu ya memang itu masalah. Kalau dari perspektifnya KPI dan Gugus Tugas, kita minta untuk diberhentikan. Karena kalau tidak dipreventif atau tidak diantisipasi seperti ini, nanti ke depannya, apalagi plpres masih lama, nanti bisa muncul beragam iklan yang saling menyerang," kata Wakil Ketua KPI, Idy Muzzayad di Gedung Bawaslu RI, Jumat (28/3).
Idy Muzzayad menambahkan, Gugus Tugas Pemilu yang terdiri dari Komisi Pemilihan Umum, Bawaslu, KPI, dan Komisi Informasi Publik (KIP) sudah setuju dengan rekomendasi pemberhentian dua iklan tersebut.
KPI juga sudah berkoordinasi dengan Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) dalam menilai materi iklan. KPI sudah menegur semua stasiun TV nasional yang menayangkan dua iklan tersebut.
Editor: Pebriansyah Ariefana
KPI Minta Metro TV Hentikan Iklan Politik
KBR68H, Jakarta - Komisi Penyiaran Indonesia meminta dua iklan politik di Metro TV diberhentikan. Wakil Ketua KPI, Idy Muzzayad mengatakan, dua iklan itu milik Partai Nasional Demokrat dengan versi "Ada dan Tiada.

NASIONAL
Jumat, 28 Mar 2014 21:18 WIB


metrotv, nasdem, KPI
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai