Bagikan:

Ketua Komisi Pendidikan DPR Klaim Seleksi PTN Tak Diskriminasi Difabel

KBR68H, Jakarta - Ketua Komisi Pendidikan DPR, Agus Hermanto mengklaim Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun ini tidak mendiskriminasi penyandang tunanetra, tunarungu dan tuna wicara.

NASIONAL

Sabtu, 08 Mar 2014 08:51 WIB

Author

Rio Tuasikal

Ketua Komisi Pendidikan DPR Klaim Seleksi PTN Tak Diskriminasi Difabel

DPR SNMPTN diskriminasi difabel

KBR68H, Jakarta - Ketua Komisi Pendidikan DPR, Agus Hermanto mengklaim Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun ini tidak mendiskriminasi penyandang tunanetra, tunarungu dan tuna wicara. Sebelumnya, situs SNMPTN menyatakan bahwa kelompok difabel tidak bisa mengikuti proses seleksi.

Agus menilai, kelompok difabel sulit bersaing di seleksi reguler, meski pintar. Sebab itu, ia menyarankan agar kelompok difabel menggunakan jalur dan kuota khusus untuk masuk perguruan tinggi negeri.

"Kalau menurut saya bukan diskriminasi, malah justru memberikan kelonggaran atau spesialisasi karena kemampuannya itu. Supaya kemampuan intelektual (difabel) dengan yang lain (non-difabel) juga bisa (teruji) sama," kata Agus Hermanto saat berbincang dengan KBR68H, Jumat (7/3) malam.

Agus Hermanto mempersilahkan kelompok difabel bertemu dengan Kementerian Pendidikan guna membahas masalah ini. Agus sendiri menilai kebijakan ini sudah dipertimbangkan dengan matang. Kemarin, kelompok difabel mengadu ke Komnas HAM terkait syarat masuk universitas yang tak ramah difabel. Menurut mereka, selama ini universitas terbuka pada difabel dan tak pernah ada masalah. Beberapa mahasiswa difabel bahkan berprestasi. Mereka mendesak Menteri Pendidikan mencabut aturan itu dan meminta maaf kepada publik melalui media massa. (Baca: Kemendikbud Janji Hapus Diskriminasi Difabel Dalam SNMPTN)

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending