Bagikan:

Jadi BUMN, Target Inalum Digenjot

Pemerintah bakal menggenjot produksi PT Inalum hingga 400 ribu ton alumunium setiap tahun. Sebelumnya, produksi PT Inalum hanya 250 ribu ton.

NASIONAL

Kamis, 06 Mar 2014 21:47 WIB

Jadi BUMN, Target Inalum Digenjot

BUMN, Target Inalum

KBR68H, Jakarta - Pemerintah bakal menggenjot produksi PT Inalum hingga 400 ribu ton alumunium setiap tahun. Sebelumnya, produksi PT Inalum hanya 250 ribu ton.

Menteri Perindustrian, MS. Hidayat mengatakan, untuk mencapai target itu diperlukan modal hingga US$700 juta atau sekitar Rp8,1 triliun. Kata dia, sumber modal itu bisa dari penyertaan modal negara atau penawaran umum perdana (IPO). Ia  menambahkan, rencana itu baru bisa dilakukan di masa kerja Inalum menjadi BUMN.

"Kinerjanya, ini yang penting. Agar setelah 30 tahun di-manage oleh pihak asing, kembali ke Indonesia kinerjanya menurun. Jadi itu yang harus kami jaga sepenuhnya. Karena kita sekarang yang menetapkan mengenai kinerja penjualan dan sebagainya, maka nampak marketnya di domestik bisa menyerap lebih kurang 80 persen," kata Menteri Perindustrian MS. Hidayat dalam Rapat Koordinasi Soal Inalum di Kantor Kemenko Perekonomian.

Menteri Perindustrian, MS. Hidayat menambahkan, pemerintah juga berencana melakukan ekspor jika kebutuhan alumunium dalam negeri sudah terpenuhi dari Inalum.

Inalum sendiri akan resmi menjadi Badan Usaha Milik Negara pada bulan ini. Peraturan Pemerintah tentang pembentukan PT Indonesia Asahan Alumunium Inalum sebagai BUMN akan segera rampung.

Nasib Otorita Asahan


Sementara, Pemerintah  segera memutuskan nasib Otorita Asahan dalam waktu dekat menyusul rencana PT Inalum menjadi  BUMN. Otorita Asahan merupakan badan yang dibentuk untuk mewakili Indonesia dalam mengelola Inalum bersama Jepang selam 30 tahun ini.

Menko Perekonomian, Hatta Radjasa mengatakan, untuk saat ini Otorita Asahan masih mengerjakan tugasnya yakni mengatur pembagian biaya dari PLTA 1 dan 2, serta pembenahan lingkungannya. Jika sudah tuntas, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) akan mengaudit dan setelah itu Menteri Perindustrian akan memberikan rekomendasi tentang status akhir Otorita Asahan.

“Bahwa pengakhiran Otorita Asahan harus betul-betul dalam kerangka menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan selama ini . Semua itu tetap dalam rangka Master Plan yang didesain oleh Menteri Perindustrian untuk mengembangkan kawasan industri Inalum sampai proses hilirisasi, “ jelas Menko Perekonomian Hatta Radjasa.

Otorita Asahan adalah badan yang dibentuk untuk mewakili Indonesia dalam mengelola Inalum bersama Jepang selam 30 tahun ini. Jepang sendiri membentuk Nippon Asahan Alumunium (NAA). Sementara saat ini Inalum sudah seratus persen milik Indonesia, sehingga ketika tugas Otorita Asahan selesai, maka nasib Otorita Asahan harus ditentukan, apakah dibubarkan atau menjadi lembaga baru dengan fungsi yang baru.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending