Bagikan:

Aktivis Wahyu Susilo: Akhiri Dualisme BNP2TKI dengan Kemenakertrans

KBR68H, Jakarta - LSM buruh migran Migrant Care meminta pemerintah membubarkan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).

NASIONAL

Rabu, 19 Mar 2014 12:41 WIB

Aktivis Wahyu Susilo: Akhiri Dualisme BNP2TKI dengan Kemenakertrans

Aktivis migran care, migrant care wahyu susilo, dualisme BNP2TKI dengan Kemenakertrans

KBR68H, Jakarta - LSM buruh migran Migrant Care meminta pemerintah membubarkan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI). Pegiat Migrant Care Wahyu Susilo mengatakan institusi ini tidak banyak melayani jutaan buruh migran di Indonesia.

Bahkan dalam kegiatannya, BNP2TKI kerap tumpang tindih dengan Kementerian Tenaga Kerja. Kondisi semacam ini diperkirakan tidak akan berubah saat BNP2TKI dipimpin bekas Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Gatot Abdullah Mansur.

"KPK menilai integritas pelayanan publik dari BNP2TKI itu terendah dalam survei pelayanan publik yang dilakukan KPK. BPK juga mendapatkan banyak catatan tentang pelayanan-pelayanan buruh. Jadi seharusnya mencopot Jumhur, bubarkan lembaganya. Saya kira itu akan lebih bagus karena akan mengakhiri dualisme antara BNP2TKI dengan Kemenakertrans," jelas Wahyu Susilo dalam Program Sarapan Pagi KBR68H.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencopot Jumhur Hidayat dari jabatan Kepala BNP2TKI. Presiden selanjutnya mengangkat bekas Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Gatot Abdullah Mansur sebagai kepala BNP2TKI yang baru.

Sementara saat masa Gatot menjabat, TKI Ruyati dieksekusi tanpa pembelaan hukum di tahun 2011. Pembakaran Konjen Indonesia di Jeddah oleh para TKI yang merasa tidak terlayani dengan baik, juga terjadi di masa Gatot menjabat sebagai Dubes.


Editor: Fuad Bakhtiar

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending