Bagikan:

ADVERTORIAL

Greenpeace Tuding P&G Ancam Pelestarian Hutan Indonesia

Greenpeace Indonesia menemukan kalau perusahaan Procter & Gamble mendapat pasokan bahan bakunya dari perusakan hutan. Produsen shampoo Head & Shoulder ini juga menggunakan minyak kelapa sawit dari perusahaan perusak hutan hujan dan hutan gambut. Perusahaa

NASIONAL

Jumat, 07 Mar 2014 11:57 WIB

Greenpeace Tuding P&G Ancam Pelestarian Hutan Indonesia

Advertorial, Greenpeace, Procter & Gamble, Pelestarian Hutan Indonesia

KBR68H, Jakarta - Greenpeace Indonesia menemukan kalau perusahaan Procter & Gamble (P&G) mendapat pasokan bahan bakunya dari perusakan hutan. Produsen shampoo Head & Shoulder ini juga menggunakan minyak kelapa sawit dari perusahaan perusak hutan hujan dan hutan gambut. Perusahaan dengan 4,8 juta konsumen ini dianggap ikut mengancam pelestarian hutan, orangutan dan harimau Sumatera karena memusnahkan habitat mereka.

Untuk itu Greenpeace Indonesia merekomendasikan perusahaan untuk berhenti menggunakan minyak sawit dari perusahaan perusak hutan. Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia Wirendro Sumargo kepada KBR68H, Rabu (26/2) juga meminta supaya Procter & Gamble tidak menanam kelapa sawit di hutan hujan yang kaya akan karbon serta di hutan gambut dengan kedalaman berapa pun. Greenpeace pun mendesak perusahaan supaya juga memperhatikan dampak sosial yang dialami masyarakat yang hidup di sekitar hutan.

Tak hanya produsen, Greenpeace pun mewanti konsumen dengan hal yang sama. "Kita dorong supaya konsumen juga aware, bahwa seperti Anda dan saya, kita sehari-hari menggunakan produk CPO (dari kelapa sawit, red.). Tapi kita nggak tahu, wah ternyata produk yang saya pakai ini kalau ditelusuri ternyata merusak hutan di Indonesia, merusak gambut di Riau. Kita tanpa sadar juga ikut merusak hutan," kata Wirendro Sumargo.

Greenpeace mengungkap sejumlah bukti yang menunjukkan peran produk perawatan tubuh ternama itu dalam pengrusakan hutan hujan di Indonesia -- seperti hutan di Riau, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Dalam kunjungan pekan lalu di Kalimantan Tengah, Greenpeace menemukan alat berat dari perusahaan asing yang sedang membabat hutan seluas lebih dari 10 ribu hektar.  Padahal perusahaan ini sudah tersertifikasi dan sudah menandatangani perjanjian pelestarian hutan dalam memproduksi minyak kelapa sawit.

Editor: Citra Dyah Prastuti

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending