Bagikan:

Praktik Kartel, Kemendag Ancam Sita Aset Pengusaha

Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan melelang atau memusnahkan aset pengusaha yang sengaja menimbun bawang putih dan bawang merah untuk mendapat keuntungan besar.

NASIONAL

Senin, 18 Mar 2013 20:57 WIB

Praktik Kartel, Kemendag Ancam Sita Aset Pengusaha

kartel, bawang

KBR68H, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan melelang atau memusnahkan aset pengusaha yang sengaja menimbun bawang putih dan bawang merah untuk mendapat keuntungan besar. Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan mengakui pelonjakan harga bawang di pasaran disebabkan permainan kelompok pengusaha yang menetapkan harga serta membatasi pasokan. Kata dia, Kemendag akan melibatkan lembaga lain, seperti Komisi Pengawas Persaingan Usaha untuk mengetahui siapa saja pelaku penimbun bawang.

“Kartel ya. Saya rasa kita hanya menggunakan sikap, di mana kalau memang ada pelaku usaha yang tidak menganut peraturan yang berlaku, ini akan kita tindak. Penindakan ini termasuk penyitaan aset-aset atau barang mereka, yang mana nanti tiga opsi yang tadi itu bisa dipertimbangkan, yaitu untuk mereksportasi, yang tentunya itu memakan biaya, yang kedua itu memusnahkan, tapi itu apakah yang paling bijaksana, yang ketiga tentunya untuk melakukan lelang. Dan itu yang akan kita presentasikan ke Pak Menko Perekonomian biar itu bisa kita presentasikan ke depan, “ tegas Gita saat jumpa pers di kantor Kemendag.

Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan. Sebelumnya, Komisi Perdagangan DPR menuding adanya praktek kartelisasi di Kementerian Pertanian yang mengakibatkan pelonjakan harga bawang putih di pasaran. Kartelisasi tersebut disinyalir terjadi sejak lama, dan bukan menjadi rahasia umum. Saat ini harga bawang putih di pasaran mencapai Rp 80 ribu/kilogram. Harganya mengalami peningkatan hingga 300 persen dari harga semula Rp 15 ribu/kilogram.


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending