KBR68H, Jakarta - Rencana pengeboman markas TNI dan polisi di Kwitang, Jakarta Pusat dinilai jadi indikasi pola penyerangan kelompok teroris belum berubah. Sebelumnya, Kepolisian mengklaim kelompok teroris yang ditangkap saat beraksi merampok toko emas di Tambora berencana mengebom markas TNI dan polisi di Kwitang, Jakarta Pusat. Pengamat terorisme, Al Chaidar mengatakan, kelompok teroris yang diduga berjaring dengan kelompok Abu Umar, memiliki ciri khas menyerang aparat keamanan. Mereka dendam dengan polisi dan TNI karena tiap kali menangkap terduga teroris kerap langsung ditembak mati.
"Ya, masih menggunakan pola lama. Dan persoalan bahwa mereka masih punya kebencian terhadap polisi dan TNI itu saya kira memang ciri khas dari kelompok ini. Dan sepertinya mereka tak cukup tergerak untuk menyerang yang sifatnya internasional. Karena setahu saya Kelompok Abu Umar ini pernah mendapatkan dukungan dari komunitas internasional," ungkap Chaidar keoada KBR68H melalui sambungan telepon.
Akhir pekan lalu, polisi menangkap tujuh orang yang merampok toko emas Terus Jaya Tambora, Jakarta Barat. Mereka yang ditangkap diduga berjaring dengan kelompok terorisme Abu Umar. Kelompok Abu Umar dikenal sebagai sayap baru kelompok terorisme di Indonesia dan Asia Tenggara dan memiliki hubungan dengan kelompok Abu Sayyaf di Filipina. Abu Umar sendiri ditangkap di Surabaya, karena menyelundupkan senjata pada 2008.
Pola Penyerangan Kelompok Teroris Belum Berubah
KBR68H, Jakarta - Rencana pengeboman markas TNI dan polisi di Kwitang, Jakarta Pusat dinilai jadi indikasi pola penyerangan kelompok teroris belum berubah.

NASIONAL
Senin, 18 Mar 2013 07:42 WIB


teroris
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai